Monday, November 19, 2007

Demokrasi Indonesia Masih di Kalangan Elite Politik


Demokrasi Indonesia Masih di Kalangan Elite Politik

Nusa Dua, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, demokrasi Indonesia masih di kalangan elite politik selama beberapa dekade perjalanan politik bangsa. "Keelitan ini tidak sehat untuk demokrasi bangsa, apalagi korupsi, kolusi, dan nepotisme masih berkembang," kata Yudhoyono dalam pidato pembukaan Konferensi Asosiasi Konsultan Politik Internasional atau IAPC di Hotel Grand Hyatt, Bali, Senin (12/11).

Menurut Presiden, demokrasi seharusnya bisa menyentuh hingga ke akar rumput. Para pemimpin politik daerah harus bisa menerapkannya di daerah masing-masing ketika menyelenggarakan pemilihan umum.

Usia perjalanan demokrasi Indonesia, lanjutnya, masih tergolong muda, tetapi masih terus berlangsung. "Hanya saja, saya tak punya bola kristal untuk memprediksi sampai di mana dan bagaimana demokrasi kita akan berjalan untuk jangka panjang," kata Yudhoyono yang mewakili rakyat Indonesia menerima Medali Demokrasi dari IAPC. Penghargaan diberikan oleh Presiden IAPC Ben Goddard.

Menurut Goddard, Indonesia layak menjadi contoh sebagai negara demokrasi yang sukses bagi negara dunia. Ia mencontohkan pelaksanaan pemilu yang hampir tanpa konflik.

Jangan terlena

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir dan Sekjen PAN Zulkifli Hasan, Senin, mengatakan, penghargaan demokrasi untuk Indonesia patut disyukuri, tetapi jangan membuat Indonesia berbangga diri, apalagi sampai terlena, karena kondisi Indonesia di bidang ekonomi masih memprihatinkan.

"Demokrasi itu seharusnya bisa membawa manfaat untuk kesejahteraan rakyat, tapi kenyataan yang kita lihat masih jauh dari harapan. Kalau sekadar mencapai demokrasi namun tidak berhasil menyejahterakan rakyat, maka demokrasi bisa menjadi alat yang tidak berguna," katanya.

Dibandingkan dengan negara Asia lainnya, kata Zulkifli, proses demokrasi di Indonesia memang lebih baik. Namun, demokrasi di Indonesia tidak berhasil mewujudkan kesejahteraan rakyat.

(MAM/AYS/BEN)

No comments: