Monday, November 26, 2007

Rapimnas Golkar


Demokrasi Hanya Cara, Dapat Dinomorduakan


Jakarta, Kompas - Rapat Pimpinan Nasional III Partai Golkar menyimpulkan, demokrasi hanyalah cara, alat, atau proses, dan bukan tujuan, sehingga bisa dinomorduakan di bawah tujuan utama peningkatan dan pencapaian kesejahteraan rakyat.

Demikian diutarakan Ketua Umum Partai Golkar M Jusuf Kalla dalam pidato politiknya pada penutupan Rapimnas di Jakarta, Minggu (25/11) malam. "Demokrasi harus membawa manfaat. Sebab itu, cara (demokrasi) bisa berubah, tetapi tujuan tidak!" ujar Kalla.

Oleh karena demokrasi dengan segala turunannya, termasuk pemilihan umum, adalah cara, proses, dan alat, Kalla menyerukan dilakukannya evaluasi agar tidak keluar dari tujuan. "Pemilu bukan hanya ongkos, tetapi investasi dengan efisien," ujarnya.

Kesimpulan itu juga dikuatkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam arahannya, Presiden memuji dan berterima kasih kepada Partai Golkar atas pernyataan politik dan dukungannya untuk pemerintah hingga Oktober 2009. Presiden minta partai lain meniru yang dinyatakan Partai Golkar. "Untuk bangsa yang utama, baru partai politik. Jangan dibalik!" ujarnya.

Kalla dan Yudhoyono mengakui masih adanya kekurangan di pemerintahan yang mereka pimpin. Kekurangan itu akan diatasi dengan kerja keras, percaya diri, dan kebanggaan. Jaminan keduanya tetap akan satu hingga 2009 memudahkan kerja keras mengatasi kekurangan itu.

Yudhoyono dan Kalla, yang juga wakil presiden, menyebutkan akan berdua hingga akhir masa bakti. Pada saatnya nanti ada peluang untuk calon presiden berkompetisi secara sehat dan ditentukan siapa yang dipilih rakyat. Demokrasi memerlukan persiapan, tetapi harus dilakukan secara etis dan mengikuti aturan main, sehingga rakyat tetap kompak untuk menyukseskan pembangunan.

Ketua Panitia Rapimnas III Enggartiasto Lukito menjelaskan, hasil rapimnas yang menegaskan pengumuman calon presiden dari Partai Golkar dilakukan setelah pemilu legislatif 2009 membantah ada rivalitas kepemimpinan nasional. Partai Golkar mendukung pemerintahan Yudhoyono- Kalla hingga Oktober 2009.

Dalam Rapimnas, Golkar mengeluarkan 10 pokok pernyataan politik yang disarikan dari dinamika masyarakat, sambutan Kalla, dan pandangan semua peserta. Pernyataan politik yang dibacakan Syamsul Muarif itu merupakan penegasan atas komitmen lama, seperti mengurangi kemiskinan, pengangguran, dan mengatasi ketertinggalan dari bangsa lain dengan karya nyata.

Dijumpai terpisah, Sabtu, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Sumarsono menjelaskan, rapimnas juga membuat kebijakan baru terkait pemilihan kepala daerah sehingga tak memunculkan lagi dualisme calon. (INU/A01)

No comments: