Sunday, January 6, 2008

PAN Isyaratkan Usung Sultan HB X


Sultan HB X: Saya Masih Gubernur DIY


Yogyakarta, Kompas - Partai Amanat Nasional atau PAN mengisyaratkan akan mengusung Sultan Hamengku Buwono X sebagai calon presiden pada pemilihan presiden tahun 2009.

Kedekatan PAN dengan Sultan Hamengku Buwono (HB) X pun akhir-akhir ini kian terasa, antara lain saat Sultan, Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir, serta mantan Ketua Umum PAN Amien Rais bertemu hari Sabtu (5/1) di Gunung Kidul, Yogyakarta.

”Dalam politik tidak harus hitam di atas putih, tetapi dari gerak badan, isyarat itu sudah kelihatan. Silakan ditafsirkan. Saya beberapa kali dalam waktu yang pendek bertemu dengan Sri Sultan,” ujar Soetrisno Bachir dalam jumpa pers sebelum membuka Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) II PAN DIY 2008 di Ruang Serbaguna Wanagama, Gunung Kidul, Yogyakarta, Sabtu. Setelah membuka rakerwil, ketiganya kembali bertemu di Gedung Cendana, Wanagama.

Pertemuan antara Sultan dan Soetrisno sudah beberapa kali dilakukan. Terakhir, ketika keduanya bertemu pada acara jalan santai, Minggu, 25 November 2007, di Jember, Jawa Timur, atas undangan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Saifullah Yusuf.

Saat dimintai komentar, Sultan mengatakan dirinya hadir karena diundang dalam kapasitas sebagai Gubernur DIY yang diminta memberikan sambutan pada acara Rakerwil II PAN DIY. ”Saya itu dapat undangan sebagai Gubernur DIY untuk hadir dalam Rakerwil II PAN DIY,” ujarnya.

Soal kesediaan maju sebagai calon presiden, Sultan menegaskan, akan tidak etis bila saat ini dirinya mendeklarasikan diri sebagai calon presiden.

”Saya sudah mengatakan dari awal, saya masih menjabat Gubernur (DIY). Kalau saya mengatakan saya calon atau menyanggupi, nanti dikira Sultan kok tidak tahu etika, kan repot. Kalau memang mau maju, ya jangan jadi gubernur. Kalau masih gubernur, nanti dikira berani sama bos (presiden) saya,” ujarnya.

Pemilu presiden akan berlangsung tahun 2009. Sejumlah calon sudah mendeklarasikan diri maju dalam pencalonan presiden tahun 2009, antara lain mantan Presiden Megawati Soekarnoputri yang juga Ketua Umum PDI-P, mantan Presiden Abdurrahman Wahid yang juga Ketua Umum Dewan Syuro PKB, serta mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden mengisyaratkan, calon presiden hanya dapat diusulkan partai politik atau gabungan partai politik yang mempunyai perolehan 20 persen suara sah secara nasional atau 15 persen kursi di DPR.

Pemimpin baru

Soetrisno mengatakan, untuk memberikan solusi atas banyaknya persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia, sudah saatnya diperlukan seorang pemimpin baru. Bukan sebatas sosok yang populer dan ganteng, tetapi yang memiliki komitmen terhadap bangsa, mementingkan kepentingan nasional, dan peduli dengan kepentingan masyarakat luas.

”Bayangkan, negara Indonesia yang begitu gemah ripah loh jinawi (makmur), tetapi negaranya miskin. Negaranya indah, tetapi pariwisata sedikit. Tanahnya subur, tetapi kita impor beras, gula. Kan tidak masuk akal itu. Berarti ada yang salah,” katanya.

Soetrisno menyatakan masih ada waktu satu setengah tahun sebelum Pemilu 2009 untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat agar memilih pemimpin yang benar. ”Jangan sampai reformasi gagal gara-gara rakyat salah memilih karena tidak teredukasi,” ujarnya.

Amien Rais menilai, pada periode kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, cita- cita untuk memakmurkan bangsa, menegakkan keadilan hukum, dan membangun citra nasional di pergaulan dunia internasional gagal diraih. ”Tetapi, dari berbagai masalah bangsa, yang amat menohok adalah proses asingisasi aset nasional maupun sumber daya alam kita,” katanya.

Menurut Amien, hadirnya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal bagaikan membangun jalan tol bagi korporasi asing untuk menjajah ekonomi Indonesia.

”Karena itu, saya melihat kepemimpinan nasional sekarang ini harus sudah berakhir tahun 2009. Mari kita cari tokoh bangsa yang lain, secara kolektif bisa memecahkan masalah bangsa yang berat ini,” lanjutnya.

Menurut Amien, Sultan HB X adalah tokoh reformasi yang layak menjadi presiden. ”Kalau (Sultan) maju ke nasional, kenapa tidak,” ujarnya. (RWN)

No comments:

A r s i p