Senin, 30 Juli 2007, 07:01:38 WIB
Jakarta, Rakyat Merdeka. Adik kandung Gus Dur, Lily Chadidjah Wahid, buka-bukaan soal kisruh yang terjadi di tubuh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Di balik kemelut PKB, kata Lily, ada sekenario besar untuk membunuh kakaknya itu secara perlahan-lahan. Juga ada upaya untuk mengadu domba antara keluarga besar Wahid.
“Kita semua tahu, kondisi Gus Dur tidak terlalu baik. Jika Gus Dur terus-terusan diberikan informasi yang salah oleh orang yang tidak tepat, maka sama saja membuat umur Gus Dur tidak panjang lagi,” kata Lily kepada wartawan, di Jakarta, kemarin.
Lily mengaku sudah mengendus rencana ‘busuk’ itu ketika konflik internal yang terjadi di tubuh DPW PKB Jawa Timur mencuat ke permukaan. ‘’Salah satunya, informasi yang diberikan pembisik kepada Gus Dur tentang niat Muhaimin Iskandar (Ketua Umum PKB), untuk menggeser posisi Gus Dur dari jabatan Ketua Dewan Syuro DPP PKB. “Gus Dur jangan diberikan beban seperti ini (berita yang salah) terus dong”.
Lily juga membantah isu yang mengatakan bahwa dirinya menjadi salah satu sponsor dan turut hadir dalam pertemuan di Hotel Le Meredien. Isu tersebut, kata Lily, merupakan sebuah karangan dari kalangan tertentu yang tidak ingin melihat keluarga Wahid bersatu dan akur.
“Kalo sudah begini, ada yang coba-coba menmbenturkan saya dengan kakak saya, tak ubahnya seperti strategi Devide et Impera (ddu domba) di antara keluarga Gus Dur”.
Lily menduga, hal ini terjadi karena ketidakmampuan Yenny Wahid dalam melindungi bapaknya dari orang-orang yang selalu memberikan informasi yang tidak akurat. Terutama soal kondisi internal PKB Jawa Timur.
Lily menyebut nama salah seorang tokoh warga keturuna di Jawa Timur sebagai salah seorang yang memberikan informasi yang salah terhadap Gus Dur. “Dia itu tokoh spiritual di Jawa Timur yang sangat disegani Gus Dur”.
Lily juga mengaku heran dengan sikap Gus Dur yang dikenal sebagai tokoh demokrat tiba-tiba melakukan vonis dan melemparkan tuduhan bahwa ada persekongkolan Ketua DPW PKB Imam Nahrowi untuk menghabisi Gus Dur. “Vonis yang dilakukan Gus Dur bukan watak yang sebenarnya,” pungkas Lily.
Monday, July 30, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
A r s i p
-
▼
2007
(670)
-
▼
July
(81)
- Perjelas Calon Perseorangan
- Keadilan Sosial, seperti Apa?
- Kekuasaan Birahi
- Calon Independen Vs Stabilitas Politik
- Calon Independen Vs Stabilitas Politik
- Komentar Ttg Kemelut PKB
- Gus Dur Jangan Asal Tuduh Dong
- Diungkap Lily Wahid: Ada Yang Ingin Bunuh Gus Dur
- Ranggalawe, Pembuka Pintu Calon Independen
- Pascakeputusan MK
- Senjakala Partai Politik?
- Pemilu presiden
- Calon Perorangan
- Kader Harus Didulukan
- Kepala Daerah Perseorangan
- Musharraf Bertemu Bhutto
- Posisi Abe Terancam
- Kontroversi Baju Hillary
- Remote Control
- Ke Arah Mana Aliansi Golkar-PDIP?
- Manfaat Konflik Golkar
- SB & MKJefr
- Menggugat Calon Independen
- Merasa Bisa
- Harry Poeze: Tan Malaka Ditembak di Desa Selo
- "Indy..., Indy..."
- Revisi UU Harus Jadi Prioritas
- Kepemimpinan Nasional
- Calon Perseorangan
- Lee Kuan Yew Puji Jusuf KallaMasalah DCA Akan Dis...
- Selamat Datang Calon Perseorangan M Fadjroel Rac...
- Membangun Masa Depan Kesepakatan untuk meningkat...
- Jangan Timbulkan Soal BaruMendesak, Pengaturan Cal...
- <!--Hari, Tanggal, Bulan, Tahun--> ...
- Rumitnya Memilih Wakil Rakyat Oleh: J Kristiad...
- Kerja sama pertahananKedaulatan dalam Dunia yang ...
- Dalam Sandungan Separatisme 33 Bulan Pemerintahan...
- KonstitusiKaji Ulang Perubahan UUD 1945 Jakarta,...
- Perang Melawan Terorisme Rumadi Genderang peran...
- Unjuk Rasa di Mana-mana Dalam sistem demokrasi, ...
- Politik untuk Kesejahteraan Bang...
- Partai GAM dan NKRI ...
- DCA dan Posisi Yudhoyono Tjipta Lesmana Pasal 1...
- Modal Perubahan Bangsa Oleh Yasraf Amir Piliang ...
- Peran Kuat Negara Dipertanyakan Jakarta, Kompas ...
- Delapan Parpol Bertemu Bila UU Partai Politik Tak...
- POLITIKA Ketiban Balok Tetris BUDIARTO SHAMBAZY ...
- ANALISIS POLITIK Nasib Kerja Sama Pertahanan RI-Si...
- Sejarah Tuturan K...
- KepartaianParpol Butuh Kepercayaan Publik Brebes...
- ASAL USUL Demo Suka Hardjana Sesudah peristiwa M...
- Mekanisme Silih Korupsi Toto Suparto Pleidoi Ro...
- KPK Jilid Dua Teten masduki Sejak semangat anti...
- Demosklerosis Budiarto Danujaya Setiap kali kal...
- Membenahi Partai Politik ...
- ANALISIS POLITIKMengejar Pujian SUKARDI RINAKIT ...
- Masalah Rasial di Indonesia Hendardi Diskrimina...
- Partai politik di Amerika Serikat:Ke puncak tanpa ...
- PascanormalisasiPemerintah China Tuntut Kembali A...
- Budaya Birokrasi dan Politik ...
- Menangkap Lelaki Tujuh Alias ...
- Negara Tanpa Negarawan ...
- Kalau Bisa Dipersulit, Kenapa Dipermudah? Oleh K...
- Berharap pada Dana Bergulir Tidak konsisten bole...
- Dipermainkan Calo Oleh Jannes Eudes Wawa Sejak ...
- Rakyat yang Tak Pernah Punya Hak Oleh Rien Kunta...
- Reforma Agraria yang Setengah Hati Oleh Sri Hart...
- Reformasi Tanpa Pikiran Besar Sugeng Bahagijo B...
- TAJUK RENCANA Polisi dan Masyarakat Rerumitan i...
- Tak Usahlah Menangis Maz Jobrani mengubah rasa t...
- Radang Lokal, Demam Nasional Sebuah "radang loka...
- Dicari pemberantas korupsi,]gaji Rp36 juta per bul...
- "Darurat Pemilu" sebagai PeringatanDPR Tak Akan R...
- nanoteknologiAncaman untuk Indonesia? Oleh AHMAD...
- Ada "Hantu" di Pilkada Kita Muhammad Qodari Kos...
- Polisi yang Membuat Rasa Aman Marwan Mas Coreng...
- Empati-Simpati Demokrasi Aloys Budi Purnomo Kam...
- TAJUK RENCANA Pesan Insiden AmbonKita tahu di Amb...
- Absurditas Politik Indonesia ...
- <!--- Content: Delimiter ---><!--- Content: Tengah...
- Jaringan Terorisme Amerika ...
-
▼
July
(81)
No comments:
Post a Comment