Friday, July 27, 2007

Lee Kuan Yew Puji Jusuf Kalla



Masalah DCA Akan Diselesaikan dengan Baik

Jakarta, Kompas - Mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew datang menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (25/7). Dalam jumpa pers seusai pertemuan empat mata lebih dari satu jam itu, Lee memuji kemampuan Jusuf Kalla di bidang ekonomi.

"Dia (Jusuf Kalla) memahami ekonomi. Dia memahami bagaimana lapangan kerja bisa diciptakan. Dia juga memahami kekuatan Indonesia. Tetapi, dia hanya Wakil Presiden," ujar Lee dalam jumpa pers bersama Wapres seusai pertemuan.

Pujian atas kemampuan Kalla tersebut disampaikan Lee saat menjawab pertanyaan soal hambatan Indonesia menarik investasi langsung dari luar negeri. Wapres tersenyum mendengar apa yang diujarkan Lee.

Soal hambatan Indonesia, mengutip penjelasan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Lee menyebut masalah aturan hukum dan kepercayaan diri sebagai dua hambatan.

"Saya pikir, apa yang diingatkan adalah kepastian dalam sebuah perjanjian. Saat suatu perjanjian telah dicapai, jangan ubah perjanjian itu. Sekali Jepang kembali, sekali AS kembali, semua negara akan kembali," ujar Lee.

Terkait investasi, Lee menyarankan agar dengan aturan hukum dan kepastian, Indonesia dapat membuat investor bisa memprediksi bahwa investasi mereka bukan untuk hari ini, tetapi untuk 20 tahun ke depan.

Soal pertumbuhan ekonomi menjelang Pemilu 2009 yang dikatakan Wapres akan dipacu menjadi 7-8 persen, Lee melihat itu realistis. Kenaikan harga komoditas di pasar dunia akan menjadi kekuatan Indonesia.

"Saya melihat, Indonesia akan mencapai pertumbuhan ekonomi yang baik dalam dua tahun ke depan. Penting bagi Indonesia menggunakan kesempatan itu untuk lima tahun mendatang. Setiap kali saya bicara dengannya (Kalla), saya merasa optimistis tentang Indonesia," ujarnya.

Soal DCA

Ditanya bagaimana pemerintah memaknai kunjungan Lee ke Indonesia di tengah perbedaan pandangan soal perjanjian kerja sama pertahanan (DCA) dan ekstradisi (ET), Kalla berujar, "Beliau mengunjungi Indonesia sudah 47 tahun secara rutin. Sebagai tetangga dekat dan orang yang bijaksana, kita sangat menghargai. Masalah DCA, itu masalah yang bisa terjadi antara negara mana pun dan kita akan diskusikan dan selesaikan secara baik."

Ditanya seputar agenda DCA, Lee mengatakan, "Sebagai pemerintah, kami hanya bisa melakukan perjanjian dengan Pemerintah Indonesia. Kami tidak bisa melakukan perjanjian dengan partai politik. Kami hanya bisa melakukan perjanjian dengan presiden dan menteri terkait. Proses internal di Indonesia tidak bisa kami campuri."

Semalam, Lee bertemu dengan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono dan sejumlah tokoh di sebuah hotel di Jakarta. (INU/DWA)

No comments:

A r s i p