Sunday, July 15, 2007

Kepartaian
Parpol Butuh Kepercayaan Publik

Brebes, Kompas - Partai politik membutuhkan kepercayaan publik karena tanpa itu partai tidak akan menjadi besar. Hanya saja, kepercayaan publik akan semakin berkurang ketika masyarakat tidak bisa lagi menggantungkan harapannya kepada partai politik.

Sekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Yenny Zannuba Wahid menyampaikan itu di depan kader dan pengurus DPC se- eks Karesidenan Pekalongan di Brebes, Jateng, Sabtu (14/7). Yenny bersama Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Panitia Hari Lahir Ke-9 PKB A Effendy Choirie, dan sejumlah pengurus DPP PKB melakukan ziarah ke makam Wali Sanga.

Masyarakat, menurut Yenny, saat ini sedang menyaksikan dan merasakan akibat kemiskinan. Jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan saat ini meningkat, mencapai 20 persen atau sekitar 40 juta orang. "Dan, sebagian besar rakyat miskin itu warga Nahdlatul Ulama yang menjadi basis PKB. Jika PKB tidak bisa menjadi saluran politis warga NU, buat apa kita berpartai," ujarnya.

Hanya saja, menurut Yenny, kader PKB masih ada yang mengikuti pragmatisme, politik uang, dan kurang memberi perhatian kepada masyarakat. Kondisi inilah yang harus diperbaiki.

"Musuh eksternal partai merupakan musuh nomor dua. Musuh yang lebih berbahaya adalah musuh internal, yaitu sikap menggampangkan politik dengan kekuatan uang. Pragmatisme semacam ini tidak hanya berbahaya bagi PKB, tetapi juga bagi bangsa," ujar Yenny.

Tiga agenda besar

Muhaimin dalam kesempatan itu mengatakan, PKB saat ini punya tiga agenda besar, yaitu penuntasan dan pengokohan ideologi berpartai dengan kaderisasi, penataan program riil, dan komitmen sebagai partai hijau.

"Proses kaderisasi terkadang bisa dilakukan secara instan, tetapi tak bisa dilakukan terus-menerus. Pasalnya, langkah ini jika dibiarkan berlanjut, dalam jangka panjang justru bisa merusak partai," ujarnya. (mam)

No comments:

A r s i p