Monday, July 30, 2007

Posisi Abe Terancam



Partai Koalisi Pemerintah Kemungkinan Kalah dalam Pemilu

Tokyo, Minggu - Partai koalisi pemerintah diprediksi akan mengalami kekalahan dalam pemilihan anggota Majelis Tinggi Jepang yang berlangsung hari Minggu (29/7). Hasil pemilu ini dapat menjungkalkan Perdana Menteri Shinzo Abe dari kekuasaannya. Kalau pun tidak, pemerintahan Abe akan tertekan.

Sejumlah media massa di Jepang menggelar jajak pendapat segera terhadap para pemilih yang baru saja memberikan suara (exit poll). Hasilnya hampir sama: partai koalisi pemerintah diperkirakan akan kalah.

Stasiun televisi NHK memprediksi, Partai Demokratik Liberal (LDP) tempat Abe bernaung dan mitranya, Komeito Baru, diprediksi hanya akan memperoleh 39 hingga 55 kursi. Jumlah itu masih jauh dari 64 kursi yang dibutuhkan LDP untuk mempertahankan posisinya sebagai partai mayoritas di Majelis Tinggi. Menurut NHK, jumlah kursi yang diperebutkan dalam pemilu ini adalah 121.

Hasil jajak pendapat televisi swasta Asahi lebih buruk lagi. Partai koalisi pemerintah diperkirakan hanya akan memperoleh 46 kursi, 38 kursi di antaranya diraih LDP.

Sekretaris Jenderal LDP Hidenao Nakagawa mengatakan, jika hasil pemilu sesuai dengan prediksi banyak orang, berarti partai koalisi mengalami kekalahan telak.

Popularitas partai koalisi pemerintah memang sedang redup menyusul terkuaknya skandal yang melibatkan anggota kabinet Abe. Selain itu, pemerintahan Abe dianggap ceroboh dalam pengaturan uang pensiun.

Kedua masalah itu seolah menghapus beberapa kebijakan Abe yang dipuji banyak orang, seperti merevisi konstitusi Jepang. Dengan revisi itu, Abe ingin membuat Jepang lebih aktif dalam keamanan global. Abe juga dipuji karena berhasil memperbaiki hubungan dengan China dan Korea Selatan.

Hubungan Jepang dengan kedua negara itu beberapa kali memanas semasa pemerintahan PM Junichiro Koizumi yang digantikan Abe.

Terancam

Hasil pemilu yang buruk ini akan mengancam posisi Abe. Pengamat mengatakan, Abe akan didesak mundur dari jabatannya sebagai PM.

"(Pemilu) ini memperlihatkan rendahnya kepercayaan pada LDP. Sangat jelas, ini adalah sebuah mosi tidak percaya," kata Koichi Nakano, dosen ilmu hukum di Sophia University di Tokyo. "Saya kira dia tidak dapat melanjutkan kepemimpinannya," ujarnya.

Pengamat lainnya mengatakan, Abe tidak akan tersingkir dari pemerintahan kendati partainya kehilangan banyak kursi di Majelis Tinggi. Pasalnya, partai koalisi Abe masih menjadi mayoritas di Majelis Rendah yang memiliki kekuasaan lebih besar antara lain memilih PM.

Meski demikian, pemerintahan Abe tetap akan mengalami kesulitan. Lawan-lawan politiknya akan lebih mudah menentang pemerintahan Abe, seperti menolak UU yang dikeluarkan Abe. Jika itu terjadi, maka kebijakan pemerintahan Abe tidak akan berjalan mulus.

Peneliti senior di Institut Riset Fujitsu, Martin Schulz, berpendapat, Abe kemungkinan akan mencoba mempertahankan kekuasaannya.

"Tapi, dia hanya akan bertahan sebentar. Dia pasti akan terus dikritik dan mendapat banyak tekanan," ujarnya.

NHK menyebutkan, Abe bertekad mempertahankan jabatannya kendati partainya kalah dalam pemilu. "Saya akan maju perlahan dengan reformasi pendidikan dan revisi konstitusi," ujar Abe seperti dikutip NHK.

Sekutu-sekutunya juga menginginkan agar Abe tetap mempertahankan kekuasaan.

(AFP/REUTERS/BSW)

No comments:

A r s i p