DPW PKB Jatim Dibekukan, Imam Protes:
Jakarta, Rakyat Merdeka. Imam Nachrawi memprotes keras keputusan Gus Dur membekukan DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur di bawah kepemimpinannya. Ia menilai, keputusan pembekuan itu tak beralasan dan keliru.
“Alasan yang dikemukakan oleh Gusdur membuat saya bingung harus berbuat apa” kata Imam ketika dihubungi Rakyat Merdeka.
Sebelumnya, Gus Dur mengatakan, Imam gagal membersihkan DPW PKB Jawa Timur dari para wakil ketua yang kerap pemeras para pejabat maupun warga PKB sendiri. Alasan itu yang menjadi dasar pembekuan kepengurusn DPW PKB Jatim.
“Tuduhan bahwa ada orang-orang pemeras dalam wilayah DPW Jatim harus dibuktikan secara nyata, jangan asal tuduh,” kata anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa DPR ini.
Imam beralasan tak dapat melakukan pembersihan karena memang tak tahu persis orang-orang yang dimaksudkan Gus Dur itu. Ia mengaku telah berusaha membuat PKB Jatim bebas dari kader-kader yang meminta-minta uang lewat pendekatan personal.
“Saya dituduh memeras, tentu saja tidak saya terima, karena nggak pernah melakukan tuduhan itu,” kata Imam. Makanya, dia menilai tudingan Sekjen DPP PKB Yenny Wahid dan Gus Dur itu tak berdasar bahkan cenderung mendiskreditkan dirinya.
“Saya sudah siap turun jabatan sejak awal memimpin DPW Jatim. Kalau memang bisa dibuktikan bahwa politik uang memang terjadi, silakan buktikan,” katanya.
Imam merasa telah berusaha menjaga marwah Gus Dur dan PKB. Namun justru hasilnya justru Gus Dur membekukan kepengurusan DPW PKB Jatim yang dipimpinnya.
Meski protes keras atas pembekuan itu, namun Imam tak berniat untuk melawan keputusan Gus Dur. “Saya besar atas jasa beliau (Gusdur) dan beliau orang yang membesarkan saya jadi bagaimanapun pahitnya akan saya terima,” demikian Imam. rm
Monday, July 30, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
A r s i p
-
▼
2007
(670)
-
▼
July
(81)
- Perjelas Calon Perseorangan
- Keadilan Sosial, seperti Apa?
- Kekuasaan Birahi
- Calon Independen Vs Stabilitas Politik
- Calon Independen Vs Stabilitas Politik
- Komentar Ttg Kemelut PKB
- Gus Dur Jangan Asal Tuduh Dong
- Diungkap Lily Wahid: Ada Yang Ingin Bunuh Gus Dur
- Ranggalawe, Pembuka Pintu Calon Independen
- Pascakeputusan MK
- Senjakala Partai Politik?
- Pemilu presiden
- Calon Perorangan
- Kader Harus Didulukan
- Kepala Daerah Perseorangan
- Musharraf Bertemu Bhutto
- Posisi Abe Terancam
- Kontroversi Baju Hillary
- Remote Control
- Ke Arah Mana Aliansi Golkar-PDIP?
- Manfaat Konflik Golkar
- SB & MKJefr
- Menggugat Calon Independen
- Merasa Bisa
- Harry Poeze: Tan Malaka Ditembak di Desa Selo
- "Indy..., Indy..."
- Revisi UU Harus Jadi Prioritas
- Kepemimpinan Nasional
- Calon Perseorangan
- Lee Kuan Yew Puji Jusuf KallaMasalah DCA Akan Dis...
- Selamat Datang Calon Perseorangan M Fadjroel Rac...
- Membangun Masa Depan Kesepakatan untuk meningkat...
- Jangan Timbulkan Soal BaruMendesak, Pengaturan Cal...
- <!--Hari, Tanggal, Bulan, Tahun--> ...
- Rumitnya Memilih Wakil Rakyat Oleh: J Kristiad...
- Kerja sama pertahananKedaulatan dalam Dunia yang ...
- Dalam Sandungan Separatisme 33 Bulan Pemerintahan...
- KonstitusiKaji Ulang Perubahan UUD 1945 Jakarta,...
- Perang Melawan Terorisme Rumadi Genderang peran...
- Unjuk Rasa di Mana-mana Dalam sistem demokrasi, ...
- Politik untuk Kesejahteraan Bang...
- Partai GAM dan NKRI ...
- DCA dan Posisi Yudhoyono Tjipta Lesmana Pasal 1...
- Modal Perubahan Bangsa Oleh Yasraf Amir Piliang ...
- Peran Kuat Negara Dipertanyakan Jakarta, Kompas ...
- Delapan Parpol Bertemu Bila UU Partai Politik Tak...
- POLITIKA Ketiban Balok Tetris BUDIARTO SHAMBAZY ...
- ANALISIS POLITIK Nasib Kerja Sama Pertahanan RI-Si...
- Sejarah Tuturan K...
- KepartaianParpol Butuh Kepercayaan Publik Brebes...
- ASAL USUL Demo Suka Hardjana Sesudah peristiwa M...
- Mekanisme Silih Korupsi Toto Suparto Pleidoi Ro...
- KPK Jilid Dua Teten masduki Sejak semangat anti...
- Demosklerosis Budiarto Danujaya Setiap kali kal...
- Membenahi Partai Politik ...
- ANALISIS POLITIKMengejar Pujian SUKARDI RINAKIT ...
- Masalah Rasial di Indonesia Hendardi Diskrimina...
- Partai politik di Amerika Serikat:Ke puncak tanpa ...
- PascanormalisasiPemerintah China Tuntut Kembali A...
- Budaya Birokrasi dan Politik ...
- Menangkap Lelaki Tujuh Alias ...
- Negara Tanpa Negarawan ...
- Kalau Bisa Dipersulit, Kenapa Dipermudah? Oleh K...
- Berharap pada Dana Bergulir Tidak konsisten bole...
- Dipermainkan Calo Oleh Jannes Eudes Wawa Sejak ...
- Rakyat yang Tak Pernah Punya Hak Oleh Rien Kunta...
- Reforma Agraria yang Setengah Hati Oleh Sri Hart...
- Reformasi Tanpa Pikiran Besar Sugeng Bahagijo B...
- TAJUK RENCANA Polisi dan Masyarakat Rerumitan i...
- Tak Usahlah Menangis Maz Jobrani mengubah rasa t...
- Radang Lokal, Demam Nasional Sebuah "radang loka...
- Dicari pemberantas korupsi,]gaji Rp36 juta per bul...
- "Darurat Pemilu" sebagai PeringatanDPR Tak Akan R...
- nanoteknologiAncaman untuk Indonesia? Oleh AHMAD...
- Ada "Hantu" di Pilkada Kita Muhammad Qodari Kos...
- Polisi yang Membuat Rasa Aman Marwan Mas Coreng...
- Empati-Simpati Demokrasi Aloys Budi Purnomo Kam...
- TAJUK RENCANA Pesan Insiden AmbonKita tahu di Amb...
- Absurditas Politik Indonesia ...
- <!--- Content: Delimiter ---><!--- Content: Tengah...
- Jaringan Terorisme Amerika ...
-
▼
July
(81)
No comments:
Post a Comment