Monday, July 30, 2007

Komentar Ttg Kemelut PKB

Namanya Juga Kualat...
Senin, 30 Juli 2007, 08:44:20 WIB
Komentator: faiz

Semakin lama semakin transparanlah rebutan tulang dalam keluarga GusDur. Adiknya, anaknya, ponakannnya, misannya, dan keluarga lainnya semua mencoba saling menyalahkan dan (lucunya) sambil menggunakan nama GusDur sebagai topeng.

Imin membela GD
Yenni membela GD
Ipul membela GD
Lily membela GD
Aying membela GD
Umar membela GD
Solah membela GD

Lha GD membela siapa? Ya membela diri sendiri, karena GD di atas semuanya, tidak bisa salah, tidak bisa dikritik, dan tentu saja tidak bisa dinasihati. Lha wong Kyai sak ndayak banyaknya aja dicuekin, kok, apalagi cuma orang-orang biasa.

Kini PKB, partai keponakan berantem, itu semakin runyam karena sudah memakai logika konspirasi: ada upaya membunuh GD!! Waduhhhh biyuuunggg... apa yg lebih serem dari tuduhan macem ini? Saya kira tidak ada, karena ibarat senjata, ini sudah pamungkas, sudah nuklir!

Anehnya tuduhan upaya membunuh (fisik, lho, bukan cuma karakter saja) GD ini keluar dari mulut Lily Wahid, yg selama ini menjadi salah satu tulang punggung Imin. Sudah gitu, sekarang Imam Nahrowi (IN) dkk juga mulai berani membantah DPP. Ini alamat IN dkk bakal digusur oleh panser Sigid-Yenni yg sudah direstui habis oleh GD dan dijampe-jampe oleh Binki Irawan (BI), paranormal dr Surabaya yg dituding Lily Wahid sebagai biang kerok disinformasi.

bagi orang awam yg tidak tahu jerohan NU dan PKB, keruwetan ini memang memuakkan dan memalukan. tetapi ada manfaatnya juga saya kira, karena akan terjadi sebuah proses desakralisasi keluarga GD yg seolah-olah punya privilege dalam menentukan abang ijonya NU dan PKB.

Warga NU terutama di luar Jawa, sekarang makin antipati thd dominasi GD dan keluarga. Yg di Jawa, warga NU Jatim dan Jateng juga sebagian besar sudah pada menertawai permainan 'Kethoprak Politik' keluarga GD yg saling cakar-cakaran rebutan tulang yg sudah makin tipis sumsumnya.

Kemanakah perginya sikap asketis keulamaan, jiwa besar kenegarawanan, kearifan kecendekiawanan, dan toleransi seorang pembela HAM seperti GD? Hanya Tuhan dan GD yg tahu.

Bagi saya yg cuma wong cilik di pelosok udik Jateng ini, semua kekacauan ini bisa dikaji dari sudut rasional dan metafisik. Rasionalnya, ya karena GD dan keluarga sudah kehilangan kemampuan manajemen dan tergila-gila pada kemewahan dan kekuasaan. Secara metafisik, barangkali ya karena Gusti Ingkang Murbeng Dumadi ingin menunjukkan kepada hamba-2Nya bahwa manusia itu kalau serakah dan bersikap adigang-adigung-adiguno, pasti akan keweleh dan kehancuran nya akan disaksikan oleh publik di seluruh tanah air.

Apakah dengan demikian tidak aa jalan mundur bg GD dan keluarga? saya kira masih ada. Serahkan manajemen partai kepada para ahlinya, dan mulailah melakukan pertobatan yg tulus, taubat nasuha. Kunjungi para kyai sepuh, mintalah maaf, dan segera mundur dari politik. Sudah waktunya menjadi Pandhito dan menjadi contoh bagi keluarga serta warga NU. Lalu perintahkan anak, keponakan, saudara misan dll supaya berpolitik secara rasional, bermoral, dan menggunakan prosedur yg sudah disepakati.

Kalau tidak, ya tunggu saatnya. Kata hadis: 'Idza wussidal amr ila ghoiri ahlih, fantadziris saa'ah.' (Jika suatu perkara diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggu saja kehancurannya. PKB akan hancur, dan yg lebih ngeri lagi, reputasi keluarga Hasyim Asy'ari dan Wahid Hasyim, dua orang founders negara RI kita, akan turut terpuruk. Sayang, kan???


God Bless Indonesia!!!
(Waiting for your political common sense, Mr. Dur!!)

No comments:

A r s i p