Namanya Juga Kualat...
Senin, 30 Juli 2007, 08:44:20 WIB
Komentator: faiz
Semakin lama semakin transparanlah rebutan tulang dalam keluarga GusDur. Adiknya, anaknya, ponakannnya, misannya, dan keluarga lainnya semua mencoba saling menyalahkan dan (lucunya) sambil menggunakan nama GusDur sebagai topeng.
Imin membela GD
Yenni membela GD
Ipul membela GD
Lily membela GD
Aying membela GD
Umar membela GD
Solah membela GD
Lha GD membela siapa? Ya membela diri sendiri, karena GD di atas semuanya, tidak bisa salah, tidak bisa dikritik, dan tentu saja tidak bisa dinasihati. Lha wong Kyai sak ndayak banyaknya aja dicuekin, kok, apalagi cuma orang-orang biasa.
Kini PKB, partai keponakan berantem, itu semakin runyam karena sudah memakai logika konspirasi: ada upaya membunuh GD!! Waduhhhh biyuuunggg... apa yg lebih serem dari tuduhan macem ini? Saya kira tidak ada, karena ibarat senjata, ini sudah pamungkas, sudah nuklir!
Anehnya tuduhan upaya membunuh (fisik, lho, bukan cuma karakter saja) GD ini keluar dari mulut Lily Wahid, yg selama ini menjadi salah satu tulang punggung Imin. Sudah gitu, sekarang Imam Nahrowi (IN) dkk juga mulai berani membantah DPP. Ini alamat IN dkk bakal digusur oleh panser Sigid-Yenni yg sudah direstui habis oleh GD dan dijampe-jampe oleh Binki Irawan (BI), paranormal dr Surabaya yg dituding Lily Wahid sebagai biang kerok disinformasi.
bagi orang awam yg tidak tahu jerohan NU dan PKB, keruwetan ini memang memuakkan dan memalukan. tetapi ada manfaatnya juga saya kira, karena akan terjadi sebuah proses desakralisasi keluarga GD yg seolah-olah punya privilege dalam menentukan abang ijonya NU dan PKB.
Warga NU terutama di luar Jawa, sekarang makin antipati thd dominasi GD dan keluarga. Yg di Jawa, warga NU Jatim dan Jateng juga sebagian besar sudah pada menertawai permainan 'Kethoprak Politik' keluarga GD yg saling cakar-cakaran rebutan tulang yg sudah makin tipis sumsumnya.
Kemanakah perginya sikap asketis keulamaan, jiwa besar kenegarawanan, kearifan kecendekiawanan, dan toleransi seorang pembela HAM seperti GD? Hanya Tuhan dan GD yg tahu.
Bagi saya yg cuma wong cilik di pelosok udik Jateng ini, semua kekacauan ini bisa dikaji dari sudut rasional dan metafisik. Rasionalnya, ya karena GD dan keluarga sudah kehilangan kemampuan manajemen dan tergila-gila pada kemewahan dan kekuasaan. Secara metafisik, barangkali ya karena Gusti Ingkang Murbeng Dumadi ingin menunjukkan kepada hamba-2Nya bahwa manusia itu kalau serakah dan bersikap adigang-adigung-adiguno, pasti akan keweleh dan kehancuran nya akan disaksikan oleh publik di seluruh tanah air.
Apakah dengan demikian tidak aa jalan mundur bg GD dan keluarga? saya kira masih ada. Serahkan manajemen partai kepada para ahlinya, dan mulailah melakukan pertobatan yg tulus, taubat nasuha. Kunjungi para kyai sepuh, mintalah maaf, dan segera mundur dari politik. Sudah waktunya menjadi Pandhito dan menjadi contoh bagi keluarga serta warga NU. Lalu perintahkan anak, keponakan, saudara misan dll supaya berpolitik secara rasional, bermoral, dan menggunakan prosedur yg sudah disepakati.
Kalau tidak, ya tunggu saatnya. Kata hadis: 'Idza wussidal amr ila ghoiri ahlih, fantadziris saa'ah.' (Jika suatu perkara diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggu saja kehancurannya. PKB akan hancur, dan yg lebih ngeri lagi, reputasi keluarga Hasyim Asy'ari dan Wahid Hasyim, dua orang founders negara RI kita, akan turut terpuruk. Sayang, kan???
God Bless Indonesia!!!
(Waiting for your political common sense, Mr. Dur!!)
Monday, July 30, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
A r s i p
-
▼
2007
(670)
-
▼
July
(81)
- Perjelas Calon Perseorangan
- Keadilan Sosial, seperti Apa?
- Kekuasaan Birahi
- Calon Independen Vs Stabilitas Politik
- Calon Independen Vs Stabilitas Politik
- Komentar Ttg Kemelut PKB
- Gus Dur Jangan Asal Tuduh Dong
- Diungkap Lily Wahid: Ada Yang Ingin Bunuh Gus Dur
- Ranggalawe, Pembuka Pintu Calon Independen
- Pascakeputusan MK
- Senjakala Partai Politik?
- Pemilu presiden
- Calon Perorangan
- Kader Harus Didulukan
- Kepala Daerah Perseorangan
- Musharraf Bertemu Bhutto
- Posisi Abe Terancam
- Kontroversi Baju Hillary
- Remote Control
- Ke Arah Mana Aliansi Golkar-PDIP?
- Manfaat Konflik Golkar
- SB & MKJefr
- Menggugat Calon Independen
- Merasa Bisa
- Harry Poeze: Tan Malaka Ditembak di Desa Selo
- "Indy..., Indy..."
- Revisi UU Harus Jadi Prioritas
- Kepemimpinan Nasional
- Calon Perseorangan
- Lee Kuan Yew Puji Jusuf KallaMasalah DCA Akan Dis...
- Selamat Datang Calon Perseorangan M Fadjroel Rac...
- Membangun Masa Depan Kesepakatan untuk meningkat...
- Jangan Timbulkan Soal BaruMendesak, Pengaturan Cal...
- <!--Hari, Tanggal, Bulan, Tahun--> ...
- Rumitnya Memilih Wakil Rakyat Oleh: J Kristiad...
- Kerja sama pertahananKedaulatan dalam Dunia yang ...
- Dalam Sandungan Separatisme 33 Bulan Pemerintahan...
- KonstitusiKaji Ulang Perubahan UUD 1945 Jakarta,...
- Perang Melawan Terorisme Rumadi Genderang peran...
- Unjuk Rasa di Mana-mana Dalam sistem demokrasi, ...
- Politik untuk Kesejahteraan Bang...
- Partai GAM dan NKRI ...
- DCA dan Posisi Yudhoyono Tjipta Lesmana Pasal 1...
- Modal Perubahan Bangsa Oleh Yasraf Amir Piliang ...
- Peran Kuat Negara Dipertanyakan Jakarta, Kompas ...
- Delapan Parpol Bertemu Bila UU Partai Politik Tak...
- POLITIKA Ketiban Balok Tetris BUDIARTO SHAMBAZY ...
- ANALISIS POLITIK Nasib Kerja Sama Pertahanan RI-Si...
- Sejarah Tuturan K...
- KepartaianParpol Butuh Kepercayaan Publik Brebes...
- ASAL USUL Demo Suka Hardjana Sesudah peristiwa M...
- Mekanisme Silih Korupsi Toto Suparto Pleidoi Ro...
- KPK Jilid Dua Teten masduki Sejak semangat anti...
- Demosklerosis Budiarto Danujaya Setiap kali kal...
- Membenahi Partai Politik ...
- ANALISIS POLITIKMengejar Pujian SUKARDI RINAKIT ...
- Masalah Rasial di Indonesia Hendardi Diskrimina...
- Partai politik di Amerika Serikat:Ke puncak tanpa ...
- PascanormalisasiPemerintah China Tuntut Kembali A...
- Budaya Birokrasi dan Politik ...
- Menangkap Lelaki Tujuh Alias ...
- Negara Tanpa Negarawan ...
- Kalau Bisa Dipersulit, Kenapa Dipermudah? Oleh K...
- Berharap pada Dana Bergulir Tidak konsisten bole...
- Dipermainkan Calo Oleh Jannes Eudes Wawa Sejak ...
- Rakyat yang Tak Pernah Punya Hak Oleh Rien Kunta...
- Reforma Agraria yang Setengah Hati Oleh Sri Hart...
- Reformasi Tanpa Pikiran Besar Sugeng Bahagijo B...
- TAJUK RENCANA Polisi dan Masyarakat Rerumitan i...
- Tak Usahlah Menangis Maz Jobrani mengubah rasa t...
- Radang Lokal, Demam Nasional Sebuah "radang loka...
- Dicari pemberantas korupsi,]gaji Rp36 juta per bul...
- "Darurat Pemilu" sebagai PeringatanDPR Tak Akan R...
- nanoteknologiAncaman untuk Indonesia? Oleh AHMAD...
- Ada "Hantu" di Pilkada Kita Muhammad Qodari Kos...
- Polisi yang Membuat Rasa Aman Marwan Mas Coreng...
- Empati-Simpati Demokrasi Aloys Budi Purnomo Kam...
- TAJUK RENCANA Pesan Insiden AmbonKita tahu di Amb...
- Absurditas Politik Indonesia ...
- <!--- Content: Delimiter ---><!--- Content: Tengah...
- Jaringan Terorisme Amerika ...
-
▼
July
(81)
No comments:
Post a Comment