Wednesday, September 12, 2007

Membangun "Rumah" Indonesia



Suasana Persahabatan di Rakornas

Jakarta, Kompas - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P berketetapan menjadikan dirinya sebagai "rumah besar kaum nasionalis". Atas dasar itu, PDI-P juga mengajak semua elemen untuk menyusun rencana pembangunan Indonesia.

Hal itu tertuang dalam Rekomendasi Rapat Kerja Nasional (Rakornas) II PDI-P yang juga dibacakan dalam Rakornas PDI-P di PRJ Kemayoran, Jakarta, Senin (10/9).

Butir ke-9 rekomendasi itu menyebutkan, "PDI-P berketetapan untuk menjadikan dirinya sebagai rumah besar kaum nasionalis, di mana perbedaan dan keanekaragaman budaya, bahasa, suku, dan agama adalah taman sarinya Indonesia. PDI-P tetap bertekad mengambil peran sebagai pemersatu dan penjaga kebhinnekaan Indonesia".

Selanjutnya, PDI-P mengajak para cendekiawan, teknokrat, dan para pakar untuk bahu-membahu menyusun rencana pembangunan semesta Indonesia yang dapat dijadikan pedoman bagi seluruh bangsa dalam menatap masa depan Indonesia.

Suasana persahabatan

Dalam rakornas kemarin, PDI-P mengundang banyak pihak untuk menyampaikan pandangannya. Tokoh partai yang hadir dan memberikan materi, antara lain, Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Surya Paloh dan Ketua Majelis Pertimbangan Pusat Partai Persatuan Indonesia (PPP) Bachtiar Chamsyah.

Pimpinan lembaga negara yang hadir, antara lain, Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Hidayat Nur Wahid, dan Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah.

Taufik Kiemas selaku Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI-P mengajak semua kader untuk hidup berdampingan dengan partai lain. "Kita teman dalam bertanding, sahabat dalam bertanding," ucapnya.

Suasana persahabatan terasa dalam acara rakornas dengan kehadiran para politisi itu. Surya Paloh, misalnya, dengan spontan memuji PDI-P. "Kalau ada yang bertanya kader mana yang paling militan dan partai mana yang paling kokoh dan bersungguh- sungguh memperjuangkan negara kesatuan, tidak usah bertanya, jawabannya pasti PDI Perjuangan," ucapnya yang disambut gemuruh tepuk tangan.

Pada akhir pidatonya, Paloh juga menyampaikan salam persahabatan dari seluruh kader Partai Golkar.

Salam persahabatan dari PPP juga disampaikan Bachtiar. Sebagai sesama tokoh parpol, Bachtiar pun berbagi pengalaman untuk membangun kepartaian di Indonesia. Berkaca pada pengalamannya yang pernah kalah dalam muktamar, dia mengimbau seluruh kader PDI-P agar apabila dalam musyawarah kalah, tidak usah membuat partai baru.

"Malu. Rakyat sudah capek," ucapnya.

Hidayat Nur Wahid yang juga mantan Presiden Partai Keadilan menegaskan, saat ini bukan masanya untuk mengamandemen Pasal 29 UUD 1945 yang menjamin kerukunan hidup beragama. "Sekarang saatnya melaksanakan seluruh pasal UUD 1945," ucapnya. (SUT)

No comments:

A r s i p