Tuesday, September 4, 2007

PAN Tidak Punya Beban Sejarah


Jakarta, Kompas - Partai Amanat Nasional sebagai partai yang lahir pada era reformasi tidak mempunyai beban sejarah, bahkan memiliki pahala sejarah yang bisa menjadi modal untuk memenangi pemilu. Namun, modal itu harus dapat diperbesar oleh semua kader partai. Jika tidak, PAN bisa dikalahkan partai yang memiliki dosa sejarah.

Demikian disampaikan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir ketika membuka Silaturahmi Nasional Kader Legislatif dan Eksekutif PAN serta pemberian PAN Award 2007 di Jakarta, Minggu (2/9). Silaturahmi itu antara lain dihadiri Ketua Majelis Pertimbangan Pusat PAN Amien Rais, Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo, Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin, Ketua Umum Partai Bintang Reformasi Bursah Zarnubi, fungsionaris Partai Keadilan Sejahtera Zulkiflimansyah, dan fungsionaris Partai Damai Sejahtera Pastor Saut Hasibuan.

"Sebagai bangsa, kita harus bisa membangun kemandirian. Kita yang sering mengkritik pemerintah yang gampang didikte asing harus menjadi contoh kemandirian itu," ujar Soetrisno.

Dalam pesannya, Amien Rais mengingatkan, PAN harus dapat menjadi partai besar supaya semangat perubahan dan semua komitmen PAN pada awal pendiriannya bisa diwujudkan.

Hanya dengan kemenangan yang signifikan dalam pemilu, menurut Amien, PAN akan bisa melakukan perubahan kepemimpinan nasional saat ini, dengan pemimpin yang lebih segar, kreatif mengatasi persoalan bangsa, dan punya keberanian untuk membuat kebijakan yang mementingkan rakyat.

"Langkah Ketua Umum PAN yang mencanangkan target 100 kursi itu sudah betul dan harus didukung semua kader dengan kerja keras," ujarnya. PAN, menurut Amien, tak boleh bosan meneriakkan keprihatinan dan problem yang dihadapi rakyat. Kritik yang disampaikan kepada pemerintah harus terus dilakukan meski pemerintah tidak pernah memedulikannya.

"Jangan sampai seluruh anak bangsa tidak peduli kepada nasib yang menimpa negeri ini. Harus ada yang tetap menjeritkan tentang situasi negeri ini," ujarnya.

Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan PAN Sayuti Asyathri mengatakan, esensi dari keberadaan PAN yang sesungguhnya adalah properubahan dan perbaikan nasib rakyat. Karena itu, perjuangan yang dilakukan PAN harus mengarah kepada perubahan dan bukan sekadar mendapatkan kursi di legislatif ataupun eksekutif. "Untuk dapat melakukan perubahan, PAN harus menang dalam pemilu. Jadi mendapatkan kepercayaan penuh dari rakyat itu merupakan target yang sesungguhnya dari perjuangan PAN," ujarnya. (MAM)

No comments:

A r s i p