Wednesday, September 5, 2007

Sadar akan Bangsa Besar


Begitulah selalu bangsa lain melihat bangsa ini. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, apalagi dengan kekayaan baik alam maupun budaya yang dimilikinya.

Dengan alamnya yang sangat cocok untuk pertanian ditambah tambang dan minyak yang dimilikinya, Indonesia diberkahi kekayaan alam yang luar biasa. Itu tidak dimiliki bangsa-bangsa lain. Belum lagi bicara jumlah penduduk yang lebih dari 220 juta jiwa, Indonesia merupakan pasar yang besar.

Sayangnya kita seringkali justru tidak menyadari akan kebesaran yang dimiliki. Lebih ironis lagi, sepertinya kita tidak memiliki cita-cita besar yang bisa dipakai untuk menghasilkan karya besar.

Hal itu bisa kita lihat dari perilaku kita sekarang ini. Kita bukan berlomba untuk membangun kebanggaan, sebaliknya kita malah berlomba untuk melakukan hal yang merendahkan kebesaran kita.

Kita harus membalikkan keadaan ini apabila kita tidak ingin semakin terpuruk dan tertinggal oleh bangsa-bangsa lain. Sebab, bangsa yang baru "kemarin" membangun negerinya seperti Vietnam pun, kini berlari kencang dan tidak lama lagi akan mengejar serta meninggalkan kita.

Seperti kita pernah rasakan di awal tahun 1990-an, persepsi baik memang sedang dinikmati Vietnam. Persepsi positif itu memang ditopang oleh kemauan besar dari bangsa itu untuk mengejar ketertinggalannya. Hal itu mendorong banyak pengusaha berkeinginan untuk menanamkan modalnya di Vietnam dan itulah yang semakin mendorong makin pesatnya pertumbuhan ekonomi di negeri itu.

Pada kita persepsi yang baik seperti itulah yang harus bisa diraih kembali. Tanpa itu maka semua kelebihan yang kita miliki sebagai bangsa besar ini tidak akan bisa dioptimalkan.

Persepsi yang positif itu tidak akan datang dengan sendiri. Harus ada kerja keras yang bisa dilihat sebagai sebuah kesungguhan dan bahkan bisa dirasakan hasilnya. Inilah pekerjaan rumah yang harus kita kerjakan bersama. Bagaimana kita berlomba untuk membangun citra yang baik, bukan sebaliknya justru menurunkan citra baik dari bangsa dan negara ini.

Untuk itu kita jangan hanya berkutat untuk melihat ke belakang dan mencari-cari kesalahan. Kita harus menatap ke depan karena tantangan itu ada di sana. Bahkan tidak salah apabila kita melihat keluar, melihat dunia yang berlari begitu kencang.

Memang benar bahwa untuk itu dibutuhkan kepemimpinan. Harus banyak orang tampil untuk memberi teladan dan mengajak seluruh warga bangsa ini untuk mempunyai cita-cita besar dan membangun karya besar itu.

Upaya untuk membangun kembali negeri ini membutuhkan waktu. Karena itu dibutuhkan kesabaran untuk meraih kebesaran itu. Yang diperlukan kita melakukan kerja keras secara bersama-sama, secara konsisten melaksanakannya, dan jangan setiap kali merusak kembali apa yang sudah kita kerjakan. Kita harus percaya diri bahwa bangsa ini adalah bangsa yang besar.

Begitulah selalu bangsa lain melihat bangsa ini. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, apalagi dengan kekayaan baik alam maupun budaya yang dimilikinya.

Dengan alamnya yang sangat cocok untuk pertanian ditambah tambang dan minyak yang dimilikinya, Indonesia diberkahi kekayaan alam yang luar biasa. Itu tidak dimiliki bangsa-bangsa lain. Belum lagi bicara jumlah penduduk yang lebih dari 220 juta jiwa, Indonesia merupakan pasar yang besar.

Sayangnya kita seringkali justru tidak menyadari akan kebesaran yang dimiliki. Lebih ironis lagi, sepertinya kita tidak memiliki cita-cita besar yang bisa dipakai untuk menghasilkan karya besar.

Hal itu bisa kita lihat dari perilaku kita sekarang ini. Kita bukan berlomba untuk membangun kebanggaan, sebaliknya kita malah berlomba untuk melakukan hal yang merendahkan kebesaran kita.

Kita harus membalikkan keadaan ini apabila kita tidak ingin semakin terpuruk dan tertinggal oleh bangsa-bangsa lain. Sebab, bangsa yang baru "kemarin" membangun negerinya seperti Vietnam pun, kini berlari kencang dan tidak lama lagi akan mengejar serta meninggalkan kita.

Seperti kita pernah rasakan di awal tahun 1990-an, persepsi baik memang sedang dinikmati Vietnam. Persepsi positif itu memang ditopang oleh kemauan besar dari bangsa itu untuk mengejar ketertinggalannya. Hal itu mendorong banyak pengusaha berkeinginan untuk menanamkan modalnya di Vietnam dan itulah yang semakin mendorong makin pesatnya pertumbuhan ekonomi di negeri itu.

Pada kita persepsi yang baik seperti itulah yang harus bisa diraih kembali. Tanpa itu maka semua kelebihan yang kita miliki sebagai bangsa besar ini tidak akan bisa dioptimalkan.

Persepsi yang positif itu tidak akan datang dengan sendiri. Harus ada kerja keras yang bisa dilihat sebagai sebuah kesungguhan dan bahkan bisa dirasakan hasilnya. Inilah pekerjaan rumah yang harus kita kerjakan bersama. Bagaimana kita berlomba untuk membangun citra yang baik, bukan sebaliknya justru menurunkan citra baik dari bangsa dan negara ini.

Untuk itu kita jangan hanya berkutat untuk melihat ke belakang dan mencari-cari kesalahan. Kita harus menatap ke depan karena tantangan itu ada di sana. Bahkan tidak salah apabila kita melihat keluar, melihat dunia yang berlari begitu kencang.

Memang benar bahwa untuk itu dibutuhkan kepemimpinan. Harus banyak orang tampil untuk memberi teladan dan mengajak seluruh warga bangsa ini untuk mempunyai cita-cita besar dan membangun karya besar itu.

Upaya untuk membangun kembali negeri ini membutuhkan waktu. Karena itu dibutuhkan kesabaran untuk meraih kebesaran itu. Yang diperlukan kita melakukan kerja keras secara bersama-sama, secara konsisten melaksanakannya, dan jangan setiap kali merusak kembali apa yang sudah kita kerjakan. Kita harus percaya diri bahwa bangsa ini adalah bangsa yang besar.

No comments:

A r s i p