Wednesday, August 29, 2007

Baik di Atas, Belum di Bawah


Oleh : Asro Kamal Rokan

Donald Pieter Luther Kolopita, wasit karate Indonesia, babak belur dipukul polisi Negeri Sembilan, Malaysia. Indonesia protes terhadap kebrutalan itu. Donald telah menjelaskan bahwa dia resmi diundang dalam kejuaraan karate Asia, namun polisi berpakaian preman itu terus saja memukul dan menendangnya.

Kasus ini memperpanjang daftar catatan buruk warga Indonesia terhadap Malaysia, negara jiran yang dianggap sombong oleh sebagian warga Indonesia. Benarkah Malaysia sombong? Pekan lalu, wartawan Kantor Berita Bernama Malaysia, Mohn Nasir Yussoff, membuat laporan menarik. Judul tulisannya: Benarkah Malaysia sombong di mata Indonesia?

Menurut Nasir dalam laporannya, dari sepuluh orang Indonesia, tujuh di antaranya akan mengatakan pendapat itu benar. Ini antara lain karena kasus penganiayaan buruh migran Indonesia, pemerasan TKI, sebutan Indon terhadap WNI --yang terkesan merendahkan-- kasus-kasus perbatasan, pembalakan liar, dan ada juga kesan Malaysia lebih maju dari Indonesia.

Dalam tulisan itu, Nasir mewawancarai sejumlah narasumber yang menyatakan persepsi soal hubungan tak nyaman tersebut bukan gambaran umum rakyat Indonesia. Ia juga menyinggung inisiatif LKBN Antara dan Bernama membentuk Forum Media Indonesia-Malaysia. Forum ini bertujuan untuk kesepahaman dan keseimbangan informasi.

Hubungan Pemerintah Indonesia dan Malaysia saat ini berada di tingkat yang terbaik. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Abdullah Badawi serta Wapres Jusuf Kalla dan Timbalan Perdana Menteri Najib Tun Razak, dapat berhubungan kapan saja secara pribadi. Tidak jarang mereka saling bertelepon. Para pemimpin itu pun saling berkunjung, melebihi intensitas kunjungan terhadap negara ASEAN lainnya.

Hubungan antarmedia juga berjalan baik. Pada Februari 2007 lalu, 12 pemimpin media cetak Indonesia bertemu dengan PM Badawi dan tokoh-tokoh pers setempat. Pada Juni 2007, giliran sembilan pimpinan media televisi Indonesia diundang Pemerintah Malaysia, juga bertemu tokoh pers, PM Badawi, Najib Razak, dan Menteri Penerangan Zainuddin Maidin, yang justru belum dilakukan Pemerintah Indonesia.

Dalam dua pertemuan itu, kebetulan saya didaulat memimpin delegasi, kami berdiskusi tentang problem hubungan kedua negara, di antaranya soal TKI, perbatasan, dan penggunaan sebutan Indon. Hasil pertemuan, dianggap mendesak dibentuk forum media untuk saling memahami. Ini karena, hubungan antarmasyarakat tidak sebaik hubungan pimpinan kedua negara. Di tingkat masyarakat, hubungan kedua negara ada persoalan. Selain polisi, Rela --semacam Banpol di Indonesia-- juga melakukan tindakan di luar batas etika ketika mengejar para TKI ilegal. Mereka mungkin menganggap para 'Indon' itu telah mengotori Malaysia, membuat kerusuhan, membawa penyakit, dan tak bermoral. Namun, para majikan juga berkelakuan buruk terhadap buruh migran Indonesia. Kisah Nirmala Bonat dan Ceriyati sedikit di antara banyak kisah pilu itu, kisah manusia yang disebut Indon itu.

Sebaliknya, berbagai tindak kejahatan --perampokan, kerusuhan, narkoba-- sering pula dilakukan orang Indonesia. Seorang menteri Malaysia bahkan rumahnya pernah dirampok oleh WNI. Bagi sebagian orang, perilaku buruk pendatang Indonesia itu telah mengusik ketenteraman mereka.

Hubungan rakyat Indonesia-Malaysia tidak sedikit karena pertalian darah. Kebudayaan, politik, ekonomi, dan pemikiran antarkedua negara pun saling memengaruhi. Ibarat air, hubungan kedua negara ini tak putus dicincang. Namun, itu saja jelas tidak cukup: ada harga diri, ada martabat, yang keduanya harus saling menjaga.

1 comment:

Unknown said...

Saya Ibu Hannah Boss, A pemberi pinjaman uang, saya meminjamkan uang kepada individu atau perusahaan yang ingin mendirikan sebuah bisnis yang menguntungkan, yang menjadi periode utang lama dan ingin membayar. Kami memberikan segala jenis pinjaman Anda dapat pernah memikirkan, Kami adalah ke kedua pinjaman pribadi dan Pemerintah, dengan tingkat suku bunga kredit yang terjangkau sangat. Hubungi kami sekarang dengan alamat email panas kami: (hannahbossloanfirm@gmail.com) Kebahagiaan Anda adalah perhatian kami.

A r s i p