Monday, August 27, 2007

Pola Pikir Pemimpin Harus Diubah


Jakarta, Kompas - Perubahan pola pikir pemimpin umat Islam dibutuhkan agar Muslim di Indonesia kreatif dan bisa mendorong pencarian berbagai penemuan baru.

Itu sebabnya, lembaga pendidikan Islam, seperti madrasah dan pesantren, perlu melakukan penelitian di bidang teknologi. Pada saat yang sama, negara perlu memotivasi warganya untuk selalu kreatif mencari berbagai penemuan baru.

Hal itu disampaikan Prof Insan Budi Maulana dalam pidato pengukuhan guru besar pada Fakultas Hukum Universitas Krisnadwipayana di Jakarta, Sabtu (25/8). Pidato pengukuhan yang berjudul Paten dalam Bingkai Al-Quran: Pendekatan dan Sejarah dan Hukum ini dibacakan selama 45 menit.

"Negara bisa mendorong dengan memberikan insentif pajak atau insentif lainnya yang menggugah Muslim melakukan penelitian yang bisa dipaten," ujarnya.

Kaum Muslim saat ini, menurut Insan, perlu memfokuskan pengembangan penemuan yang memiliki nilai ekonomi dan menguntungkan masyarakat luas. Teknologi itu tidak harus pada tingkat lanjutan, bisa saja yang sederhana, tetapi dibutuhkan masyarakat.

Ia mencontohkan, penemuan di bidang farmasi untuk pengobatan TBC, HIV/AIDS, dan malaria, dibutuhkan masyarakat Indonesia. "Pada konteks sekarang, pemikiran jihad harus mengalami pencerahan yang pemikirannya dapat menghapuskan kemiskinan. Harus ada landasan berpikir baru bahwa melakukan inovasi yang berbasis hak paten dalam profesinya masing-masing juga merupakan jihad dan ijtihad," ujarnya.

Insan yang dilahirkan di Jakarta, 18 September 1959, menyelesaikan program sarjana dari Fakultas Hukum UI, sedangkan S-2 dan S-3 diperoleh dari Fakultas Hukum Universitas Kobe, Jepang.

Kemajuan Muslim

Ketua Partai Amanat Nasional Sayuti Asyathri mengatakan, kemajuan kaum Muslim Indonesia bisa diperoleh dengan mengembangkan kemandirian di berbagai bidang.

Ia mencontohkan, kemandirian di bidang ekonomi merupakan cita-cita yang harus diraih dan sedang dikerjakan PAN. "Kita sudah mulai mengerjakan pemberdayaan di sektor pertanian di sejumlah daerah," ujarnya.

Salah satu wilayah yang sudah dibina Departemen Buruh, Tani, dan Nelayan PAN berada di wilayah Cianjur, Jawa Barat, yang merupakan salah satu wilayah konstituen dari Sayuti. (MAM)

No comments:

A r s i p