Friday, April 4, 2008

Kisruh PKB (1)

Gara-gara Rekaman Kresek-kresek
Ronald Tanamas - detikcom

Jakarta - Sepanjang Jalan Kalibata 1, Jakarta Selatan, berjejer mobil pengurus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Malam itu, Rabu pekan lalu, seluruh pimpinan pusat, wilayah dan cabang dari partai itu datang. Awalnya kedatangan pembesar partai bintang sembilan itu untuk menggelar prosesi perpisahan Mahfud MD, salah seorang pengurus yang diangkat menjadi hakim Mahkamah Konstitusi.

Mumpung sekalian ngumpul, panitia juga mengagendakan sebuah rapat internal usai acara perpisahan itu. Kiat awalnya untuk sekadar konsolidasi pasca keluarnya Mahfud dari partai besutan Gus Dur. Tapi siapa sangka, hasil rapat itu berbuat putusan mengejutkan. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tiba-tiba dicopot dalam rapat itu.

Berita itu tentu membuat geger ranah politik, terutama di tubuh PKB. Sebab selama ini Muhaimin dikenal sebagai anak emas Gus Dur sang pendiri partai. Dan sebelum-sebelumnya tidak ada gelagat soal pelengseran Muhaiman. "Kita juga tidak tahu agendanya bisa berubah tiba-tiba," begitu kata salah seorang politisi PKB, yang ikut dalam rapat tersebut.

Pelengseran Muhaimin tersebut diputuskan tengah malam, usai rapat pleno. Malam itu, Gus Dur yang ikut hadir buka suara. "Muhaimin sudah tidak loyal lagi kepada PKB," kata Gus Dur. Indikasi 'pemberontakan' Muhaimin terkait kongres Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), di Batam, dua pekan lalu. Organisasi kemahasiswaan ini disebut-sebut sedang digalang Muhaimin dan beberapa kader yang lain untuk menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB), dan melengserkan Gus Dur dari posisi Ketua Dewan Syuro.

Kalimat Gus Dur ini langsung direaksi para pengurus. Agenda rapat yang sejatinya hanya memberikan opsi digelarnya Muktamar Luar Biasa (MLB), atau tidak, jadi bertambah satu, yakni mendesak mundur Muhaimin.

Akhirnya 30 anggota Dewan Tanfidz dan Dewan Syuro yang hadir mengambil suara. Hasilnya, 20 orang menyetujui mendepak Muhaimin, 3 orang tidak setuju, 3 orang meminta MLB, dan 4 orang abstain. "Kebanyakan pemilik suara merasa tidak enak dengan Gus Dur, jadi hasilnya seperti itu," lanjut sumber detikcom tersebut.

Esok harinya putusan pemberhentian dengan tidak hormat Muhaimin dari kursi ketua umum PKB menjadi geger. Kubu Muhaimin menganggap pencopotan Muhaimin tidak masuk akal dan cacat hukum. "Rapat tersebut tidak sah karena tidak sesuai dengan AD/ART partai. Kami melihat putusan ini merupakan ulah lima kader partai yang selama ini dekat dengan Gys Dur, " jelas Abdul Kadir Karting, mantan Ketua DPW PKB Jawa Tengah.

Alasan putusan itu cacat hukum, kata Karting, karena dalam setiap putusan penting, semisal pencopotan Ketua Umum, harus melalui muktamar. Tapi yang terjadi, muktamar yang jadi basis demokrasi partai tidak berjalan. Sebab suara Gus Dur menjadi dominan.

Tidak bisa dipungkiri, atmosfir di PKB sangat mirip dengan pesantren yang pada umumnya sangat patuh pada keputusan sang kiai. Karena itu pula titah Gus Dur selalu menjadi acuan dalam setiap kebijakan partai. Meskipun dalam beberapa kasus budaya pesantren yang diusung PKB tidak sepenuhnya berjalan. Misalnya perseteruan Gus Dur dengan kiai Abdulah Faqih dan kiai sepuh lainnya. Kemudian Gus Dur tidak lagi mendengar daulat dari kiai sepuh dan beralih menggalang kiai kampung.

Namun dalam kasus pelengseran Muhaimin, kubu Muhaimin menduga keputusan Gus Dur ini merupakan manuver lima sekawan PKB yang sekarang mengelilingi Gus Dur. Mereka adalah Yenny wahid, Muslim Abdurrahman, Ikhsan, Aris Djunaedi, dan Sigit Haryo Wibisono.

" Otak skenario konflik ini Sigid Haryo Wibisono, mantan anggota Partai Golkar Jawa Tengah, yang kemudian gabung ke PKB. Ia adalah teman Yenny," jelas Musyafak Rauf, Ketua DPC PKB Surabaya yang dibekukan DPP PKB.

Musyafak dalam jumpa pers yang digelar di sebuah restoran di bilangan Setiabudi, Kuningan, menuturkan penggulingan Muhaimin ini karena ada infiltrasi PKB agar jadi kerdil dan acak-acakan. "Ini urusan perfulusan," ujar Musyafak yang mengaku pernah ditugaskan Yenny untuk mendampingi Sigid keliling Jawa Timur.

Sigid atau yang bernama lengkap Raden Mas Tumenggung Sigid Haryo Wibisono, selama ini disebut-sebut sebagai salah satu sumber konflik di internal DPP PKB. Ketika digandeng PKB, Sigid sempat diributkan pengurus DPD Golkar Jawa Tengah. Pasalnya namanya masih tercatat di DPD tapi ia juga aktif di DPP PKB. Ia bahkan dibilang ngantor di DPP PKB tapi tak pernah lewat pintu utama alias lewat belakang.

Begitu spesialnya Sigid di mata Gus Dur lantaran ia punya hubungan khusus dengan Yenny, Sekjen DPP sekaligus putri Gus Dur. Sedangkan para pengurus yang lain banyak yang tidak suka dengan kehadiran Sigid di partai itu.

Karena tidak disenangi sejumlah petinggi di PKB, Sigid mulai membuat skenario untuk melengserkan lawan-lawannya satu per satu. Yang jadi sasaran nomer satu adalah Muhaimin.

Sumber lain menyebutkan, untuk melengser Muhaimin, Sigid memberikan rekaman yang berisi pembicaraan Muhaimin untuk menjatuhkan Gus Dur. "Rekaman itu bunyinya kresek-kresek tapi kok dianggap berisi perkataan Muhaimin," jelas sumber tersebut.

Ahmad Niam dari DPP DKI mengatakan, tuduhan yang mengatakan Muhaimin menggalang massa itu tidak benar. Sebab Muhaimin adalah orang yang tidak pernah melawan Gus Dur. Justru mereka-mereka (kelompok lima sekawan) yang selalu bikin kisruh di partai.

" Muhaimin tidak akan mengundurkan diri dari jabatan ketua Umum, sebelum anasir-anasir jahat disekeliling Gusdur hilang " kata Cak Niam kepada detikcom, Jumat pekan lalu di DPR .

Aris Djunaedi, yang dituding menjadi salah satu kelompok lima sekawan itu membantah bila penggeseran Muhaimin adalah inisiatif dirinya. Tapi ia menyarankan agar ponakan Gus Dur itu legowo. Sebab kata Aris, Gus Dur pasti akan memberikan kedudukan lebih tinggi dari ketua umum kepada Muhaimin jika mau mundur. ( ron / ddg )

No comments:

A r s i p