Friday, April 4, 2008

Moeslim Abdurrahman: Apa Kekuatan Saya di PKB?


Jumat, 4 April 2008 | 07:23 WIB

DITUDING sebagai sumber konflik, cendikiawan muslim Muhammadiyah Moeslim Abdurrahman yang kini dekat dengan Gus Dur dan menjadi salah seorang anggota dewan syuro DPP PKB dan DPW DKI Jakarta, hanya bisa tersenyum lebar atas tudingan itu. Ia malah mengaku keheranannya kenapa sumber konflik internal DPP PKB dialamatkan kepadanya.

Berikut perbincangan khusus dengan wartawan Persda Network Rachmat Hidayat, Kamis (3/4) malam. "Lho, memang saya siapa Ibu Nur? Ada-ada saja. Memangnya saya siapa di PKB? Ibu Nur sendiri sebetulnya lebih tahu, konflik antara Gus Dur dengan Pak Muhaimin Iskandar. Beliau kan lebih dulu masuk PKB dari pada saya," kata Moeslim.

"Saya dan Ibu Nur itu, sama-sama dari LSM kemudian bergabung ke PKB. Masuk ke PKB itu, kalau tidak tertarik atau tidak diajak sama Gus Dur, lha apa iya bisa. Jadi, tidak usah macam- macamlah. Nah, orang seperti saya ini, lebih tahu dirilah. Kalau saya dituduh macam-macam, Bu Nur tahu lah, kekuatan saya ini apa di PKB. Saya ini di PKB tak lain memiliki kesamaan cita-cita politik saja kok," katanya lagi.

Jadi, soal tudingan Anda salah satu sumber konflik, bagaimana menyikapinya?

Kesimpulan Ibu Nursjahbani seperti itu, hanya membuat saya kaget, lalu tertawa (Moeslim kemudian tertawa lepas). Apalah artinya saya dengan ibu Nursjahbani di depan kawan-kawan PKB yang lebih dulu dan lebih punya konstribusi di partai. Jadi, kok berlebihan ya kalau saya dianggap punya peran yang aneh-aneh.Persoalan sebenarnya adalah Gus Dur dan Muhaimin Iskandar. Itu saja.

Soal Pleno DPP PKB yang meminta Muhaimin Iskandar?

Soal itu, saya sudah bilang sama Gus Dur kalau mau Muhaimin dilengserkan, saya bilang lebih baik MLB karena ini mekanisme yang lebih fair. Akhirnya, muncul opsi ketiga, meminta Muhaimin Mundur sebagai Ketua Dewan Tanfidz. Nah, kemudian dilakukan voting.

Anda dalam voting akhirnya ikut setuju meminta Muhaimin Mundur?

Saya terang-terangan meminta MLB. Sebelum voting, saya juga tanya sama Gus Dur lagi, kalau opsinya meminta Muhaimin Iskandar mundur, apa kemudian bisa menyelesaikan masalah? Gus Dur bilang, saya sudah tidak percaya dengan Muhaimin. Itu juga didengar oleh semua yang hadir.Jadi, saya melihatnya konflik Gus Dur dengan Muhaimin ini sudah sangat terbuka sekali.

Konflik di PKB ini menjadi berlarut-larut?

Saya tidak tahu ya. Yang jelas, pada malam itu (rapat pleno 1 April) akhirnya menyepakati dan berakhir pada kesimpulan-kesimpul an. Kalau ini tidak segera diakhiri konfliknya Gus Dur dengan pak Muhaimin, takut ini mengganggu konsolidasi partai.

Soal konflik ini yang bisa makin berlarut-larut?

Ya saya fikir biasalah, kalau ada kemelut di internal partai yang kemudian diselesaikan melalui mekanisme voting.Jadi, ya wajar saja.

Soal Artalyta Suryani yang juga ditunding sumber konflik?

Saya tidak tahu dan tidak pernah melihatnya di DPP.

Selain itu, Anda juga diminta mundur sebagai Ketua Dewan Tanfidz DPW DKI?

Hasil rapat itu disalahgunakan. Rapat itu kan awalnya membahas permasalahan lain. Membahas masalah-masalah di DKI dan tidak ada isu lain.Nah, tapi akhirnya saya tahu siapa-siapa saja orang yang selama ini mau melawan Gus Dur. Saya sih senang saja karena paling tidak DPC- DPC PKB tahu sikap sejumlah orang yang mengklaim mau memecat saya. Gus Dur juga pasti tahu.

Jadi, Anda menolak melepas jabatan atas tuntutan mundur sebagai Ketua DPW DKI Jakarta?

Lho, saya kan harus taat atas keputusan partai, keputusan DPP. Saya tentu akan laporkan ini semua kepada DPP. Mereka ini adalah biang kerok selama ini. Desakan ini sebetulnya terkait dengan rencana saya yang akan melakukan munaslun terkait desakan DPC-DPC atas sikap mereka-mereka itu selama ini.

No comments:

A r s i p