Saturday, April 19, 2008

Survei Pengusaha

Saatnya Dipimpin oleh Saudagar
Sabtu, 19 April 2008 | 02:12 WIB

GIANIE

Kalangan pengusaha memandang bangsa ini menghadapi masalah kepemimpinan untuk keluar dari persoalan ekonomi yang seperti benang kusut. Untuk itu, kalangan ini berpendapat, pengambil keputusan atau pemimpin di negeri ini sebaiknya diisi dari kalangan mereka.

Sosok pengusaha dianggap mampu memimpin dan menuntaskan persoalan di negeri ini. Hal ini disampaikan oleh 79,7 persen responden dari kalangan pengusaha yang dijaring opininya oleh Litbang Kompas pada bulan Desember 2007. Sayangnya, keinginan ini terkendala minimnya jumlah pengusaha yang mau terjun ke dunia politik. Setidaknya 60,4 persen responden menyatakan tidak tertarik terjun ke politik saat ini. Lima dari 10 responden bahkan mengaku hingga kini belum ada sosok pengusaha yang tepat atau siap mengemban posisi presiden RI.

Kalangan pengusaha ini menyatakan, meskipun kinerja keseluruhan pemerintahan Presiden Yudhoyono cukup memuaskan (disampaikan oleh 47,5 persen responden), berbagai persoalan di dunia usaha menyebabkan ketidakpuasan mereka terhadap kinerja ekonomi pemerintah (52,5 persen).

Menurut mereka, persoalan utama yang dihadapi Indonesia saat ini lebih pada bidang ekonomi atau dunia usaha. Ini diutarakan oleh 54,8 persen responden. Persoalan selanjutnya barulah menyangkut ketidakpastian hukum (25,7 persen) serta masalah politik (23,3 persen). Persoalan lainnya dengan persentase yang lebih kecil adalah masalah kemiskinan dan pengangguran, sosial budaya, kualitas sumber daya manusia dan pendidikan, serta lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam.

Persoalan dunia usaha yang diutarakan pengusaha memerlukan penanganan yang serius terkait dengan iklim investasi atau iklim usaha yang kurang kondusif, birokrasi perizinan yang menimbulkan ekonomi biaya tinggi, infrastruktur yang minim, kualitas tenaga kerja yang belum sesuai harapan, perhatian terhadap usaha kecil dan menengah yang minim, jiwa kewirausahaan yang rendah, dan sebagainya.

Padahal, jika persoalan-persoalan ini teratasi, Indonesia akan berkembang dengan kekuatan ekonomi yang kuat karena para pengusaha meyakini Indonesia memiliki peluang investasi yang sangat luas. Hal ini disampaikan oleh mayoritas responden (83,9 persen).

Figur kepemimpinan

Nama-nama yang dianggap paling layak menjadi presiden RI mendatang cukup banyak, namun mengerucut pada satu nama yang sudah dikenal, yakni Jusuf Kalla. Saudagar Sulawesi yang sekarang menjabat sebagai wakil presiden ini berada di posisi pertama pilihan pengusaha dengan persentase terbanyak di antara 35 nama yang muncul (14,2 persen).

Menyusul di posisi kedua adalah Sandiaga S Uno, saat ini Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, yang diajukan oleh 7,3 persen responden. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Muhammad Lutfi dipilih oleh 3,8 persen responden. Selanjutnya, ada Surya Paloh (3,5 persen), Aburizal Bakrie (2,8 persen), Fadel Muhammad (2,5 persen), Chaerul Tanjung dan Siswono Yudo Husodo (masing-masing 1,9 persen).

Selebihnya, 27 nama berbagi 11,8 persen dengan perolehan masing-masing di bawah satu persen. Mereka adalah Mari Elka Pangestu, Kwik Kian Gie, Ciputra, Hutomo Mandala Putra, Bob Sadino, Arifin Panigoro, Rachmat Gobel, Abdullah Gymnastiar, Soetrisno Bachir, dan sebagainya.

Sifat kepribadian

Alasan pengusaha memilih jagoan mereka sebagai calon presiden ternyata tidak semata didasarkan pada kemampuan kewirausahaan atau manajerial yang mendukung kiprah mereka di dunia usaha. Alasan ini berada di urutan keempat yang hanya diajukan oleh 4,1 persen responden. Bukan pula atas alasan kekuatan ekonomi atau modal yang dimiliki pengusaha. Karena alasan ini juga hanya diajukan oleh 3,2 persen responden.

Alasan utama yang mengantarkan seorang pengusaha dianggap layak menjadi presiden RI adalah memiliki sifat-sifat kepribadian (personality traits) seorang pemimpin (13,9 persen). Sifat-sifat kepribadian itu, antara lain tegas, jujur, bijaksana, berani, berkomitmen, adil, memiliki integritas, berkharisma, pragmatis, dan sejenisnya.

Jusuf Kalla, selain karena intelektualitasnya, ia dipilih karena keberanian, sikap tegas, konsistensi, dan selalu mencari solusi. Sandiaga Uno pun demikian, ia diajukan oleh responden selain karena faktor intelektualitas dan usianya yang muda, juga karena dianggap memiliki sifat jujur, tegas, santun, sederhana, dan memiliki jiwa kepemimpinan.

Setelah sifat kepribadian, alasan kedua terbesar adalah pengakuan terhadap pengalaman memimpin yang dimiliki (9,8 persen), baik dalam memimpin bisnis ataupun memimpin organisasi nonbisnis. Alasan selanjutnya adalah intelektualitas (7,9 persen).

Jika ditarik ke tataran tokoh nasional yang lebih beragam, tidak hanya dari kalangan pengusaha, sosok yang dianggap paling layak menjadi presiden RI mendatang adalah Susilo Bambang Yudhoyono. Ia dipilih oleh 28,2 persen responden pengusaha. Agaknya, meskipun di dalam lingkaran kalangan pengusaha nama Jusuf Kalla paling menonjol, namun di lingkaran ketokohan yang lebih luas masih berada di bawah popularitas Susilo Bambang Yudhoyono. Jusuf Kalla hanya dipilih oleh 4,1 persen responden. Selain kedua tokoh ini, sejumlah nama juga disebut, di antaranya Sultan Hamengku Buwono X (6,6 persen), Amien Rais (4,7 persen), dan Sutiyoso (4,4 persen).
(GIANIE/Litbang Kompas).

No comments:

A r s i p