Tuesday, April 8, 2008

SBY: Sinergi di Kabinet Mengkhawatirkan

Pejabat Harus Jaga
Etika Politik dan Tata Krama
Selasa, 8 April 2008 | 01:29 WIB

Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk kelima kalinya mengingatkan para pembantunya yang berasal dari berbagai partai politik, terutama menjelang Pemilihan Umum 2009, mengenai konsentrasi, intensitas, dan prioritas kerja mereka.

Presiden minta pembantunya menjaga proporsi antara kerja untuk pemerintah dan untuk partai politik.

Berdasarkan catatan Kompas, sudah lima kali Presiden, yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, mengingatkan hal ini. Peringatan serupa disampaikan saat peninjauan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Bogor, 5 Maret 2007, hingga saat Presiden memimpin rapat kabinet paripurna di Gedung Utama Sekretaris Negara, Jakarta, Senin (7/4).

Rapat juga dihadiri Wakil Presiden M Jusuf Kalla, semua menteri, pimpinan lembaga pemerintah nondepartemen, dan semua gubernur. Peringatan disampaikan Presiden secara terbuka pada awal rapat.

”Semua pihak di jajaran pemerintah, mulai dari saya, wapres, menteri, gubernur, bupati, wali kota, dan jajarannya, untuk betul-betul all out, bekerja sungguh-sungguh dengan penuh konsentrasi, intensitas, dan prioritas yang tepat,” ujar Presiden, didampingi staf khususnya, Brigjen Kurdi Mustafa.

Presiden mengingatkan etika dan tata krama dalam menjalankan aktivitas politik itu. Kompetisi baru pantas dilakukan jika sudah ada kepastian pencalonan oleh Komisi Pemilihan Umum.

”Jangan terlalu gasik (kepagian). Sekarang tahun 2008 bulan April, masih sekian bulan lagi 2009. Ini juga berlaku bagi pilkada,” ujarnya.

Delapan partai

Sejak dibentuk 20 Oktober 2004, Kabinet Indonesia Bersatu didukung Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Bulan Bintang (PBB), serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).

Di antara 19 pembantu Presiden yang berasal dari delapan partai pendukung itu, empat orang di antaranya adalah ketua umum parpol. Mereka adalah Jusuf Kalla, Suryadharma Ali, MS Kaban, dan Meutia Hatta. (INU)

No comments:

A r s i p