Tuesday, June 26, 2007

Pertemuan Medan Picu Friksi Intern

Surya Paloh Ditantang Adakan Munaslub


Jakarta, Kompas - Pertemuan di Medan antara Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memicu konflik internal di tubuh Partai Golkar, yang selama ini terjadi di bawah permukaan, menjadi mencuat ke atas permukaan. Ada pihak yang mempersoalkan Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Surya Paloh karena dianggap melanggar konstitusi partai.

Dalam Rapat DPP Partai Golkar pekan lalu, menurut Yuddy Chrisnandi, yang juga salah satu ketua departemen, mayoritas DPP Partai Golkar mempertanyakan pertemuan di Medan.

"Ide dan gagasan pertemuan itu benar. Cuma mekanismenya keliru. Pertemuan itu tidak pernah dibicarakan di DPP. Ini domain pimpinan pusat, bukan dewan penasihat," katanya kepada pers, Senin (25/6).

Menurut Yuddy, Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla hanya tahu pertemuan itu silaturahmi, bukan pidato politik koalisi partai. Dia juga mempertanyakan kehadiran Sekretaris Jenderal Partai Golkar Sumarsono, Ketua DPP Bidang OKK Syamsul Muarif, dan Ketua Korwil Sumatera Utara Burhanuddin Napitupulu. "Ketua umum harus tegas memberi peringatan," ucapnya.

Sementara itu, Zaenal Bintang, salah satu pendiri Hasta Karya dan juga Ketua Departemen Nakertrans DPP Partai Golkar, mendorong Surya Paloh mengadakan musyawarah nasional luar biasa. "Surya Paloh sosok yang pantas memimpin Partai Golkar di masa-masa yang tidak menentu saat ini," katanya.

Wakil Sekjen DPP AMPI Kamrus Samad, yang juga Ketua Kaukus Muda Partai Golkar, menilai pertemuan di Medan menunjukkan DPP Partai Golkar di bawah kepemimpinan Jusuf Kalla mengalami disorientasi sehingga semua bergerak sendiri-sendiri.

"Kami Kaukus Muda Partai Golkar menantang Surya Paloh untuk menyelamatkan Partai Golkar dengan mengambil alih kepemimpinan," ucapnya.

Paloh hanya tersenyum

Surya Paloh sendiri ketika dikonfirmasi Kompas soal ini langsung tersenyum. Dia menegaskan, apa yang ia lakukan semata-mata untuk kepentingan bangsa. Menurut dia, ide ini juga bukan ide baru, tetapi juga sudah dibicarakan ketika Akbar Tandjung masih menjadi ketua umum.

Peneliti senior The Habibie Center, Indria Samego, menilai langkah Partai Golkar menggandeng PDI-P di Medan menunjukkan adanya perpecahan di dalam Golkar. (SUT/MZW/DWA/MHF)

No comments:

A r s i p