Thursday, June 28, 2007

Rakyat Semakin Bingung

Bagi PDI-P, Koalisi dengan Golkar Itu Banyak Ruginya


Jakarta, Kompas - Gerakan koalisi yang digulirkan sejumlah partai politik hanya semakin membingungkan rakyat. Apalagi beragam koalisi yang digagas sejumlah fungsionaris partai itu hingga sekarang juga belum jelas arahnya.

Penilaian itu disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Hermawi Taslim, Rabu (27/6) di Jakarta. Karena itu, PKB belum membuat keputusan apa pun terkait koalisi dengan partai lain.

"Koalisi yang digulirkan tokoh partai itu hanya semakin membingungkan rakyat," katanya. PKB menanti saja perkembangan koalisi antarparpol yang diklaim sudah terbentuk. Bagi PKB, tidak mudah memutuskan berkoalisi sebelum ada kesepakatan tentang tujuan dan target koalisi.

Tentang kehadiran kader PKB pada pertemuan partai yang ingin membangun koalisi, papar Hermawi, itu merupakan salah satu bentuk komunikasi politik yang wajar. "Itu silaturahmi biasa saja. PKB tidak ingin membuat rakyat semakin bingung," ujarnya.

Banyak ruginya

Sementara Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP) Soetardjo Soerjogoeritno mengkritisi penjajakan koalisi antara PDI-P dan Partai Golkar yang dicanangkan di Medan, Sumatera Utara, pekan lalu. Untuk PDI-P, justru lebih banyak ruginya jika berkoalisi dengan partai besar.

"Penilaian saya, kok lebih banyak ruginya, ya," ucap Soetardjo, Rabu. Ia berpandangan, PDI-P lebih baik berkoalisi dengan partai lain, bukan Golkar. Apalagi kader PDI-P di bawah masih belum dapat menerima Golkar karena pernah "menderita" pada masa Orde Baru.

Menurut dia, PDI-P lebih baik berkoalisi dengan PKB, Partai Persatuan Pembangunan, atau jika mungkin dengan Partai Keadilan Sejahtera. Tetapi, perlu atau tidak koalisi itu harus terlebih dulu dibicarakan dalam musyawarah nasional partai dan dikalkulasikan untung-ruginya.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono sebelumnya juga mempersoalkan penjajakan koalisi Golkar dan PDI-P yang digagas Ketua Dewan Penasihat Golkar Surya Paloh dan Taufik Kiemas (Ketua Dewan Pertimbangan PDI-P). Apalagi banyak partai lain yang menjunjung tinggi semangat kebangsaan dan pluralisme, bukan hanya PDI-P.

Secara terpisah di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu, Surya Paloh menandaskan, pertemuan kader Golkar dan PDI-P di Medan baru silaturahmi. Kalaupun ada koalisi, baru bisa disebut koalisi batin.

"Kalaupun berkoalisi, itu tidak salah. Tetapi, ini belum menjadi koalisi," katanya.

Surya juga tak memasalahkan jika silaturahmi kader Golkar dan PDI-P itu ditanggapi partai lain, misalnya dengan menggagas koalisi karena hak tiap-tiap partai untuk berkumpul, bersilaturahmi, dan berkoalisi. "Mau delapan (partai) atau 88, saya menghargai dan menghormatinya," ujarnya.

Ia juga belum menentukan langkah berikutnya, menindaklanjuti silaturahmi di Medan. (mam/sut/wer)

No comments:

A r s i p