Friday, June 29, 2007

TAJUK RENCANA
Menggugat Reformasi

Tepat waktu apabila kita menggugat reformasi. Bukan untuk membuyarkan, tetapi melakukan refleksi agar kita kemudian sama-sama lalu mengawalnya.

Mengapa kita katakan tepat waktu? Karena tanpa terasa hampir 10 tahun kita sudah melaksanakan reformasi. Sekarang ini kita merasa seperti kehilangan arah.

Itu tidak boleh terjadi. Kita harus sama-sama menyadari bahwa karena pilihan kita adalah melakukan reformasi, maka perubahan itu harus dilakukan secara bertahap, tetapi konsisten menuju perbaikan.

Sekarang ini perbaikan itulah yang belum kita rasakan. Setelah hampir 10 tahun berjalan kita bahkan seperti tidak beranjak ke mana-mana. Situasi serba krisis masih saja yang sama, padahal negara-negara lain, meski dihadapkan kepada persoalan, sudah krisis yang baru.

Kita semua merasakan ketertinggalan itu terutama dari negara-negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia. Bahkan, secara perlahan, negara-negara yang dulu jauh tertinggal seperti Vietnam sudah mendekati, malah ada yang mengatakan sudah menyamai kita.

Berbagai perbandingan dengan negara-negara lain sengaja diangkat oleh media bukan untuk membuat kecil hati, tetapi sebaliknya untuk menggugah kesadaran kita bersama bahwa kita tidak bisa terus seperti ini. Sekadar ribut sendiri di dalam, tanpa berupaya untuk bertindak.

Terutama kemiskinan dan pengangguran merupakan masalah utama yang harus segera bisa kita selesaikan. Tanpa itu, kondisi sosial bukan hanya menjadi rentan, tetapi terus-menerus membangkitkan rasa curiga dan saling menyalahkan di antara kita.

Kita tidak boleh berhenti untuk membangun harapan karena negeri ini tetap memiliki potensi yang besar untuk maju. Sumber daya manusia yang kita miliki tidak kalah dibandingkan dengan sumber daya manusia bangsa lain. Hanya saja, mereka tidak pernah diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan terbaik yang mereka miliki. Kita sering tidak percaya dengan kemampuan anak-anak bangsa kita sendiri.

Hal lain yang menjadi kendala bagi kita untuk melangkah maju adalah orientasi yang terlalu berat ke politik. Bahkan, perpolitikannya berorientasi jangka pendek dan fokus hanya pada kekuasaannya. Bukan perpolitikan yang sehat untuk mendorong terciptanya transparansi dan akuntabilitas, serta membawa perbaikan bagi perikehidupan rakyat banyak.

Kita tidak menutup mata, karena pilihan kita membangun sistem demokrasi, pilarnya adalah partai politik. Lalu, yang membuat partai politik bisa memainkan perannya, hal itu tergantung kepada orangnya, kepada politisi yang ada di dalam parpol tersebut. Hanya saja akan sangat berbahaya apabila politik hanya sekadar untuk tujuan memperoleh kekuasaan dan bahkan kekuasaan itu hanya dinikmati hak istimewanya, privilesenya, bukan tanggung jawabnya untuk kemajuan bangsa.

Peringatan yang disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla ada benarnya. Terlalu banyaknya parpol dan pemahaman demokrasi sekadar kebebasan membuat kita tidak pernah memiliki pemerintahan yang efektif. Padahal, efektivitas pemerintah merupakan kunci kemajuan.

***

No comments:

A r s i p