Tuesday, October 9, 2007

Belum Muncul Figur yang Baru


Partai Politik Gagal Mengader Pemimpin

Jakarta, Kompas - Hingga saat ini belum muncul pemimpin baru yang diharapkan mampu menggantikan kepemimpinan nasional yang ada. Tidak mengherankan jika dalam survei dari Lembaga Survei Indonesia, sosok yang mendominasi kancah politik nasional masih figur lama yang popularitasnya makin menurun.

Dalam konteks itu, tingginya persentase popularitas seorang pemimpin belum menggambarkan potensi keunggulannya pada pemilu mendatang. Survei itu bahkan memunculkan dugaan tentang buntunya kemunculan calon pemimpin baru.

Dalam jumpa pers, Minggu (7/10) di Jakarta, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Saiful Mudjani mengungkapkan, dalam jajak pendapat yang melibatkan 1.300 responden diperoleh tujuh nama calon presiden untuk Pemilu 2009, yakni Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati Soekarnoputri, Amien Rais, Wiranto, Jusuf Kalla, Sultan Hamengku Buwono X, dan Sutiyoso. Popularitas Yudhoyono masih berada di peringkat pertama.

Jika pemilihan presiden dilakukan saat survei, 28 persen responden memilih Yudhoyono, 19 persen responden memilih Megawati, dan 4 persen responden memilih Amien. Empat calon lainnya hanya didukung kurang dari 3 persen responden.

Saat responden disodorkan 20 nama calon presiden, Yudhoyono tetap menduduki peringkat pertama dengan meraih 33 persen suara responden, sedangkan Megawati mendapat 25 persen suara. Calon lain hanya meraih suara sekitar 5 persen atau kurang.

Menurut Saiful, ketiadaan calon baru dalam tujuh besar nama calon presiden itu perlu dicermati. Apalagi, dalam survei, meskipun Yudhoyono masih menjadi pilihan, tingkat kepuasan responden terhadap kinerjanya terus merosot, mulai dari 80 persen pada akhir 2004 menjadi 54 persen pada Oktober 2007.

Kaderisasi gagal

Anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) DPR Ganjar Pranowo mengutarakan, belum munculnya figur baru itu menunjukkan partai politik sebagai basis perekrutan kader gagal memunculkan pemimpin baru.

Saiful pun mengakui adanya kemandekan regenerasi elite dalam partai. Selain karena kaderisasi tidak berjalan, sering kali muncul orang baru dari luar partai yang menduduki tempat penting sehingga kader tersisih.

Wakil Sekjen Partai Golkar Rully C Azwar mengakui, Golkar bukan tak berupaya memunculkan calon baru. ”Ada Sultan HB X, Surya Paloh, dan Agung Laksono. Namun, saat disodorkan kepada publik, belum ada respons positif,” katanya. (JOS)

No comments:

A r s i p