Sunday, October 7, 2007

partai golkar
Akbar dan Kalla "Berdamai"

Jakarta, Kompas - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Muhammad Jusuf Kalla yang juga Wakil Presiden RI dengan mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung akhirnya bertemu di acara buka puasa Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam atau KAHMI di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (28/9) petang.

Saat keduanya berjabatan tangan dan saling berpelukan, ratusan anggota KAHMI yang sudah berada di ruang itu riuh bertepuk tangan dan bertakbir meneriakkan "Allahu Akbar, Allahu Akbar!"

Sebelumnya, Wapres Kalla yang memasuki ruangan untuk acara berbuka puasa tak menyangka kalau di acara tersebut hadir Akbar Tandjung. Kalla memang tidak mengundang Akbar secara khusus, namun mengundang anggota KAHMI.

Waktu itu, Kalla tengah menyalami barisan tamu di pintu masuk ruangan. Mereka, antara lain, Menteri Negara Perumahan Rakyat Yusuf Asy’ari dan Direktur Utama Perusahaan Umum Bulog Mustafa Abubakar.

Saat melihat Akbar, Kalla langsung berteriak, "Hei! Akbar, apa kabar?" Dia langsung mendatangi dan menyalami. Keduanya berpelukan dan cium pipi kiri-kanan. Lalu, Kalla mengajak Akbar duduk berdampingan menunggu azan magrib tanda buka puasa.

Inilah pertemuan yang pertama kali terjadi sejak Akbar Tandjung mengkritik Kalla selaku Ketua Umum DPP Partai Golkar.

Kritik itu dilontarkan saat ia mempertahankan disertasi S-3- nya di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1 September lalu.

Kalla yang ditanya pers soal pertemuannya dengan Akbar tak banyak berkomentar. Namun, ia mengaku senang dan menganggap sudah tidak ada persoalan lagi dengan Akbar. "Kami biasa saja. Tak ada masalah lagi," ujarnya.

Menurut Ketua Majelis Nasional KAHMI Sahar L Hassan, pertemuan Kalla dan Akbar memang tidak ada yang menduga. "Pak Akbar itu ada acara buka puasa sendiri di rumahnya sehingga kami tidak menduga kalau beliau datang. Pak Kalla memang tidak mengundang Pak Akbar karena yang mengundang adalah KAHMI," ujar Sahar.

Disertasi Akbar berjudul "Partai Golkar dalam Pergolakan Politik Era Reformasi: Tantangan dan Respons". Dalam disertasi setebal 378 halaman itu, Akbar bukan hanya menggambarkan adaptasi Partai Golkar pada era 1998-2004, di mana terjadi pergantian rezim dari Orde Baru ke Orde Reformasi.

Secara terpisah, Akbar Tandjung mengatakan, dia tetap menjaga tali silaturahmi, terlepas masih ada perbedaan-perbedaan dengan Kalla. Dia bergegas pulang dari rumah Kalla karena petang itu juga ada acara buka puasa di rumahnya.

"Sebelumnya, acara buka puasa di Pak Jusuf Kalla itu tanggal 27, saya tanggal 28. Tapi, tiba-tiba, dua hari lalu diubah tanggal 28. Karena saya hormati beliau, saya datang," katanya.

Akbar juga menegaskan, kalaupun di antara dirinya dengan Jusuf Kalla ada perbedaan pandangan maupun sikap kritis terhadap partai, hal itu juga untuk kebaikan Partai Golkar. (har/sut)

No comments:

A r s i p