Wednesday, October 31, 2007

Wapres Kritik Pemuda


Emha: Jangan Menunggu Panutan

Jakarta, Kompas - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengkritik hasil Pertemuan Nasional Pemuda Indonesia yang dinilainya hanya meminta-minta. Ia membandingkan kaum muda masa Sumpah Pemuda 1928 yang tidak minta kemerdekaan kepada Belanda, tetapi menyatakan kemerdekaan.

"Saya minta Anda mengubah pola berpikir. Jangan seperti itu saja. Lihat para pemuda waktu Sumpah Pemuda. Mereka tidak minta kemerdekaan kepada Belanda, tetapi menyatakan sebuah kemerdekaan. ’Kami merdeka, mau apa Belanda?’ Harusnya begitu, bukan cuma meminta-minta ini dan itu," ungkap Kalla di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (30/10).

Pernyataan Wapres itu disampaikan saat menerima peserta Pertemuan Nasional Pemuda Indonesia 2007 yang dipimpin Priyatno. Hadir Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault.

"Saya agak sedikit kurang sependapat jika hasil Pertemuan Nasional Pemuda Indonesia itu isinya hanya meminta-minta saja. Sumpah Pemuda, 79 tahun lalu itu, justru tekad dan upaya. Kalau Anda meminta, itu artinya tangan di bawah. Sejak kapan kalian selalu meletakkan tangan di ba- wah?" tambah Wapres.

"Kepemimpinan itu tidak pernah diberikan. Akan tetapi harus diusahakan, dan pada waktunya, karena sudah memiliki kemampuan, baru mengambil alih kepemimpinan. Soal kepemimpinan juga terkait dengan kemampuan dan kesanggupan, dan bukan karena soal usia," ungkap Wapres.

Sementara itu, Taufik Basari dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia menuturkan, untuk mempersiapkan diri mengikuti bursa kepemimpinan nasional, sejak sekarang pemuda harus mulai bekerja membuktikan kemampuannya kepada masyarakat. Hanya dengan cara ini masyarakat percaya dan kelak menyerahkan kepemimpinan kepada mereka.

Dalam seminar dan diskusi "Aktualisasi Nilai-nilai Sumpah Pemuda di Era Globalisasi" yang diadakan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika di Jakarta, kemarin, penulis Emha Ainun Nadjib menyarankan para generasi muda agar jangan menunggu panutan dari generasi sebelum mereka. "Kalau mau jadi nasionalis, jadilah nasionalis tanpa perlu mencontoh siapa pun karena sudah tidak ada lagi tokoh panutan. Kalian (generasi muda) harus punya ekstra-independensi sendiri," ungkapnya. (HAR/NWO/A07/JOS)

No comments:

A r s i p