Saturday, October 27, 2007

Pertemuan Saudagar


Kebangsaan atau Cuma Semangat Kedaerahan?

Suhartono

Ibarat jamur di musim hujan, kelompok para saudagar yang berlatar belakang kedaerahan terus bermunculan. Setelah kelompok Saudagar Bugis, yang dikenal dengan semangat dagang dan rantaunya, kini "lahir" kelompok Saudagar Minang yang sama kuatnya dalam hal rantau dan berdagang.

Dalam waktu dekat ini bakal menyusul pula sejumlah saudagar-saudagar Nusantara lainnya. Sebut saja Saudagar Aceh, Saudagar Banjar, Saudagar Madura, Saudagar Pekalongan, dan Saudagar Sunda.

Bahkan, tak tertutup munculnya Saudagar Solo dan Saudagar Yogyakarta, yang dikenal dengan perdagangan batik, seni ukir, dan lukis. Dan, juga Saudagar Bali yang dikenal dengan usaha kerajinan ukir dan lukisnya pula.

Pertemuan Saudagar Bugis akan dibuka lagi oleh Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla di kampung halamannya di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (27/10) ini. Adapun pertemuan para Saudagar Minang, yang disebut Silaturahmi Saudagar Minang (SSM) 2007, dibuka oleh Wapres Kalla akhir pekan lalu di Kota Padang, Sumatera Barat.

Pertemuan Saudagar Bugis yang akan diselenggarakan kembali merupakan pertemuan kesembilan sejak forum silaturahim antarsaudagar digagas Wapres Kalla tahun 1990-an.

Salah seorang penggagas SSM 2007 adalah Menteri Perindustrian Fahmi Idris. Menurut Fahmi, di tengah-tengah semangat berdagang orang Minang yang saat ini kendur, pelaksanaan SSM 2007 menjadi sangat penting dan strategis.

Sebagai urang semando, Wapres Kalla memang mendapat kehormatan untuk membuka SSM 2007. Julukan urang semando diberikan kepada Wapres karena ia menikahi Mufidah, asal Nagari Lintau, Kabupaten Tanah Datar. SSM 2007 dihadiri tak kurang dari 800 saudagar asal ranah Minang di seluruh Indonesia dan juga luar negeri.

Saat menggagas Saudagar Bugis, Jusuf Kalla adalah Ketua Kamar Dagang dan Industri Nasional (Kadin) Cabang Sulsel. Ia dikenal sebagai pebisnis di wilayah Indonesia timur yang mewarisi bakat berbisnis ayahnya, almarhum Haji Kalla, yang dikenal sebagai pedagang besar. Berkat pengalaman dagang dan ketokohannya, Jusuf Kalla akhirnya dipercaya sebagai Ketua Kadin.

Meskipun usia kelompok saudagar ini sudah berusia sembilan tahun, popularitas kelompok para pebisnis daerah itu, boleh jadi, belum sepopuler sekarang ini. Bisa dikatakan, kelompok Saudagar Bugis ini semakin populer setelah Jusuf Kalla menjadi Wapres RI.

Ia sendiri pernah berharap, idenya memberdayakan ekonomi daerah melalui pembentukan Saudagar Bugis bisa ditiru oleh para saudagar di daerah lainnya. Akan tetapi, ia tak ingin kelompok ini memudarkan semangat kebangsaan dan sebaliknya mengedepankan semangat kedaerahan.

Menurut Wapres, kelompok saudagar yang digagasnya bukanlah sebuah organisasi dalam pengertian yang sebenarnya. Bentuknya hanyalah sebuah forum komunikasi. Organisasi kepanitiaan baru muncul menjelang pertemuan saudagar setiap tahunnya. Wapres tegas-tegas membantah kelompok saudagar sebagai organisasi yang bersifat kedaerahan

"Karena itu, pertemuan saudagar ini lebih tepat kalau diadakan setelah Lebaran dan lokasinya di kotanya masing-masing. Sekalian mudik ke kampung halaman, juga bertemu dan saling bersilaturahim antarpedagang," ujar Wapres saat membuka SSM 2007.

Dari komunikasi itu, lahirlah tukar-menukar informasi, jaringan, dan pengalaman berusaha. "Ini akan memberdayakan ekonomi daerah dan selanjutnya ekonomi nasional," papar Kalla.

Namun, uniknya, mereka yang bisa disebut sebagai saudagar ternyata bisa siapa saja. Bukan hanya mereka yang berprofesi berdagang dalam jumlah besar atau pedagang besar seperti dalam pengertian kamus Bahasa Indonesia, tetapi mereka yang nonpedagang atau nonpebisnis. Bisa pejabat, bisa juga tentara dan lainnya.

Tak heran kalau yang hadir di SSM 2007, selain Menneg BUMN Sofyan Djalil, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, Komisaris Utama PT Telkom Tbk Tanri Abeng, Gubernur Sumatera Selatan Sjachrial Oesman, dan sejumlah anggota DPR, hadir pula birokrasi pemerintah pusat yang berasal dari Minang.

Bahkan, dua tahun lalu, saat pertemuan Saudagar Bugis di Makassar, yang hadir di antaranya bankir dan mantan Direktur Utama Bank Mandiri ECW Neloe dan juga mantan Kepala Bulog Beddu Amang serta pejabat lain.

Wapres Kalla pernah berujar, saudagar dalam bahasa Sanskerta berarti orang yang mempunyai seribu akal. Semoga saja pembentukan kelompok-kelompok saudagar ini bukan akal-akalan menutupi kepentingan daerah dengan bingkai pemberdayaan ekonomi daerah.

No comments:

A r s i p