Sunday, October 7, 2007

Demokrasi
Tirani Bisa Menyusup di Prosedur Demokrasi

Jakarta, Kompas - Meskipun era demokrasi telah bergulir di Indonesia sejak 10 tahun lalu, otoritarianisme masih menjadi bahaya yang senantiasa mengancam. Tirani dapat menyusup melalui prosedur dalam demokrasi, menelikungnya, dan menumbuhkan rezim yang manipulatif.

Dulu, sebelum reformasi bergulir, dalam rezim otoritarianisme, Indonesia dikuasai oleh tirani minoritas, dikuasai oleh sejumlah orang yang memegang erat kekuasaan, baik politik maupun ekonomi. Tetapi, uniknya ketika rezim lama runtuh dan Indonesia mulai menapaki alam demokrasi, tirani itu tidak muncul sebagai tirani mayoritas yang suka memaksakan kehendaknya kepada minoritas.

Sebaliknya, Direktur Eksekutif Reform Institute Yudi Latief di Jakarta, Senin (1/10), menuturkan, yang muncul adalah tirani minoritas. Dengan kekuatan modal mereka mengelabui dan memanipulasi kekuatan demokrasi. Mereka memainkan peran di balik rezim yang ada.

Yudi mengungkapkan hal itu dalam diskusi mengiringi peluncuran buku berjudul Menelusuri Akar Otoritarianisme di Indonesia yang diadakan Lembaga Studi dan Advokasi Hak Asasi Manusia (Elsam), Universitas Paramadina, Pusat Sejarah dan Etika Politik (Pusdep), serta Institut Sejarah Sosial Indonesia.

Bagi Direktur Eksekutif Elsam, Agung Putri, rezim kekuasaan lama belum hilang. Mereka hanya berganti rupa. Meski demikian, ia memberi apresiasi positif bahwa ada perubahan yang mengiringi pergantian rezim itu. Tetapi, perubahan itu belum mencapai tingkat yang diharapkan. Masih banyak masalah yang harus dipecahkan, terutama terkait HAM dan pembenaran masa lalu. (jos)

No comments:

A r s i p