Saturday, February 2, 2008

60 Persen Penganggur Kaum Muda


Sabtu, 2 Februari 2008 | 07:55 WIB

Jakarta, Kompas - Sejumlah 60 persen dari 11,6 juta penganggur di Indonesia pada tahun 2007 merupakan angkatan kerja muda berusia di bawah 25 tahun. Hal itu merupakan dampak dari kegagalan kurikulum pendidikan dan pelatihan kerja dalam menjawab kebutuhan pasar kerja.

Demikian dikemukakan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi seusai pembukaan pelatihan kerja otomotif di Bekasi, Jumat (1/2). Jumlah angkatan kerja meningkat setiap tahun, tetapi lulusan sekolah menengah kejuruan belum dibekali kemampuan praktik yang memadai untuk siap memasuki pasar kerja.

Program pelatihan dari balai latihan kerja yang dibentuk pemerintah belum menyiapkan angkatan muda untuk bekerja maupun menciptakan lapangan kerja. Itu terlihat dari minimnya tenaga pendidik dan usangnya beberapa alat peraga, seperti mesin mobil tahun 1960-an.

”Banyaknya angkatan muda yang menganggur sungguh memprihatinkan. Diperlukan upaya terobosan untuk menjembatani angkatan kerja muda dengan pasar kerja,” kata Sofjan.

Ia mengatakan, jumlah angkatan kerja muda yang menganggur lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Di Malaysia, jumlah angkatan kerja muda yang menganggur hanya 11 persen dan Filipina 16 persen.

Berdasarkan data Organisasi Buruh Internasional (ILO), jumlah pengangguran usia muda, 15-24 tahun, di kawasan Asia Pasifik, Asia Timur, dan Asia Selatan meningkat dari 74 juta orang jadi 85 juta orang atau naik 14 persen dalam kurun 1995-2005.

Deputi Direktur ILO di Jakarta, Peter van Rooij, mengatakan, pelatihan kerja diperlukan tidak hanya untuk meningkatkan keterampilan dan kualitas kerja, tetapi menyesuaikan dengan kebutuhan bursa kerja dalam jangka menengah dan panjang. Selain itu menanamkan kewirausahaan kepada angkatan kerja agar tidak menggantungkan penghasilan pada pemberi kerja.

Pelatihan kerja

Apindo dan ILO merintis pilot project pelatihan kerja untuk tenaga muda dengan melibatkan sektor industri pada 2008-2010. Tahun ini pelatihan diprioritaskan pada bidang otomotif dan ritel untuk lulusan sekolah kejuruan di Jawa. ”Pelatihan ini menjembatani angkatan muda agar siap memasuki dunia kerja dan menciptakan lapangan kerja,” kata Sofjan.

Pelatihan otomotif diberikan kepada 75 pemuda lulusan sekolah teknik mesin. Biaya pelatihan Rp 1 miliar, didanai patungan PT Astra International dan ILO. Para lulusannya diberi peluang bekerja di anak perusahaan Astra, seperti PT Yutaka Manufacturing Indonesia, PT Showa Indonesia Manufacturing, dan PT Astra Honda Motor.

Pelatihan untuk pemasaran produk ritel ditujukan kepada 100 perempuan lulusan sekolah menengah kejuruan di Pulau Jawa, melalui kerja sama dengan sejumlah perusahaan ritel. (LKT)

No comments:

A r s i p