Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para pendukungnya berpikir ulang jika hendak mencalonkannya pada Pemilihan Presiden 2009.
Kepastian Yudhoyono maju atau tidak dalam Pilpres 2009 baru akan disampaikan tiga bulan sebelum pemilu berlangsung.
”Akan banyak pilihan pada Pemilu 2009 nanti. Jangan tergesa-gesa untuk mengatakan harus memilih ini atau mencalonkan ini. Baca hati dan pikiran calon pemimpin nanti dengan hati dan pikiran saudara. Apa yang akan dilakukan jika calon pemimpin itu terpilih,” ujar Presiden dalam sambutan pembukaan Muktamar II Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) di Hotel Mercure, Jakarta, Jumat (22/2) malam.
Presiden menyebut apa yang dikemukakan adalah pernyataan pertama soal Pilpres 2009. Presiden merasa harus mengemukakan itu karena Ketua Umum Parmusi Bachtiar Chamsyah mengemukakan akan mendukung Yudhoyono kembali maju dalam Pilpres 2009.
”Terbuka bagi saudara. Tidak usah terburu-buru. Ikuti saja perkembangan dinamika meskipun sekarang belum saatnya berkampanye. Masih panjang,” ujarnya. Untuk tugas dalam sisa waktu 20 bulan itu, Presiden minta doa restu Parmusi agar berhasil.
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Reform Institute Yudi Latif menilai Muktamar Parmusi merupakan langkah penting untuk menjaga posisi tawar kekuasaan bagi elite-elite Parmusi di Partai Persatuan Pembangunan. Muktamar merupakan sarana pengelolaan kesan tentang eksistensinya sehingga representasi faksi Parmusi di PPP tetap diakomodasi.
”Posisi berdiri Parmusi yang masih bisa diperhitungkan memang tinggal di PPP,” ujar Yudi.
Sosiolog Musni Umar mengatakan, Parmusi tampaknya ingin menghimpun kekuatan menuju Pemilu 2009. Kondisi ini tentu menguntungkan PPP jika Parmusi betul-betul menjadi pendukung PPP.
”Tetapi, seperti halnya partai Islam lain, PPP dan PKS, termasuk juga Parmusi, harus bisa membuat program yang realistis bagi masyarakat. Artinya, parpol Islam ini harus bisa melaksanakan program yang menjadi kebutuhan publik, seperti mengatasi mahalnya harga kebutuhan pokok, banyaknya penggusuran, kemiskinan yang meluas, dan pengangguran,” ujarnya.
Direktur Eksekutif Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations Abdul Mu’ti mengatakan, secara historis Parmusi memiliki arti dan peran yang sangat penting dalam sejarah dan dinamika politik umat Islam di Indonesia. Parmusi yang memiliki akar kuat dari Masyumi mampu tampil sebagai partai yang tidak hanya mengusung aspirasi politik umat Islam. ”Tetapi, yang lebih penting lagi menjadi kekuatan moral yang berani bersikap kritis terhadap pemerintah,” kata Mu’ti. (inu/MAM)
No comments:
Post a Comment