Monday, February 18, 2008

'Ada Upaya Mengerdilkan Partai Politik Islam



Umat gerah terhadap pemimpin parpol Islam yang tak mau berkorban.

SEMARANG -- Menjelang pemilihan umum (pemilu) 2009, partai politik (parpol) yang berbasis massa Islam terus saja dihadapkan pada cara-cara yang tak elegan, untuk maksud-maksud tertentu. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP), Suryadharma Ali menegaskan, saat ini ada gerakan sistematis yang mengatakan parpol Islam tidak akan dipilih oleh umat Islam.

''Itu semua bohong, itu hanyalah upaya untuk mengkerdilkan parpol Islam,'' tegas Suryadharma Ali, pada tabligh akbar puncak peringatan hari lahir (Harlah) PPP, yang digelar di Stadion Tri Lomba Juang, Semarang, Ahad (17/2). Ada yang berpendapat, jelasnya, parpol yang arah perjuangannya berasaskan dan berlandaskan agama Islam tidak akan sulit dipilih. Sehingga tak populer lagi dan memiliki peluang di pentas politik negeri ini.

Ia pun kembali menegaskan jika semua itu adalah sebuah kebohongan. Karena arah perjuangan parpol Islam jelas. ''PPP sebagai parpol Islam akan membuktikan,'' katanya. Ribuan kader PPP yang memadati lapangan atletik Tri Lomba Juang pun sepakat dengan pernyataan Suryadarma Ali. Mereka serentak meneriakan: 'bohong!'. Hal ini merupakan bentuk penegasan atas ketidaksepahaman itu.

Di sisi lain, Suryadharma menjelaskan kondisi partainya pada Pemilu 2004 lalu. Menurutnya, PPP kalah pada Pemilu 2004 lalu karena banyak 'orang tua' yang tidak bisa menjaga anak-anaknya. ''Ada bapak yang memilih PPP namun istri dan anak-anaknya memilih parpol lain di luar PPP, begitu pula sebaliknya. Artinya banyak bapak-ibu atau orang tua yang tak bisa menjaga keluarganya,'' ujar Suryadharma.

Ia berharap, pada Pemilu 2009 nanti, tidak ada lagi orang tua yang tak bisa menjaga anaknya. ''Pemilu mendatang saya ingin tidak ada lagi orang tua yang demikian. Ini semua demi kebesaran PPP,'' imbuhnya. Sementara itu, hadir di tengah-tengah kader PPP di Semarang antara lain adalah KH Zaenuddin MZ, Rhoma Irama, Ketua Fraksi PPP di DPR, Lukman Hakim Syaifuddin, serta Gubernur Jateng, Drs H Ali Mufiz MPA.

Puncak peringatan harlah PPP kali ini, juga menjadi media sosialisasi pasangan HM Tamzil-Rozaq Rais sebagai pasangan calon gubernur yang akan diusung PPP dan Partai Amanat Nasional (PAN) Jateng pada Pilgub Jateng 22 Juni mendatang.

Suryadharma lebih lanjut meminta agar masyarakat tidak terpengaruh oleh hasutan anti demokrasi yang menjelek-jelekkan keberadaan partai politik Islam. Dia mengingatkan walaupun parpol Islam, PPP tidak membedakan masyarakat Indonesia berdasarkan agamanya. "PPP adalah partai Islam bagi seluruh rakyat Indonesia.''

Dia menjelaskan, jalan politik yang akan terus dikembangkan oleh PPP adalah jalan politik yang menjamin tetap tegaknya kedaulatan rakyat melalui demokrasi prosedural. Sehingga, dalam jalan politik yang ditempuh itu tidak boleh ada tekanan, diskriminasi, dan rekayasa.

Cenderung membelah Pengamat politik, Fachry Ali, melihat fenomena yang muncul di Indonesia adalah kecenderungan pemisahan sel-sel parpol Islam. Dijelaskannya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), dan PPP merupakan parpol yang mengambil basis dukungan dari kalangan umat Islam.

''Mereka itu sebenarnya mengambil bagian dari kue yang sama,'' jelasnya. Menurut dia, parpol Islam yang sudah ada itu bukannya semakin solid dan bersatu, tapi justru ada kecenderungan untuk membelah diri lagi. Misalnya muncul Partai Matahari Bangsa (PMB) yang akan membelah lagi kalangan Muhammadiyah. Ada pula Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) yang juga membidik suara warga NU. ''Trend yang terlihat dan hasil Pemilu sejak 1999 menunjukkan parpol Islam kalau tidak bersatu akan mengecil,'' jelasnya.

Fachry menegaskan, pada sisi lain memang kini ada rasa gerah di kalangan umat Islam ketika melihat para pemimpin mereka lebih mengedepankan kepentingan pribadi. Mereka tidak siap berkorban bagi kepentingan ummat yang lebih besar.

''Seharusnya langkah maju bersatunya kekuatan Islam di Masyumi pada 1945 bisa menjadi semangat bersatunya parpol Islam. Tapi ternyata harapan itu sulit terwujud. Malahan para pemimpin elit parpol Islam sibuk dengan kepentingan masing-masing,'' tegas Fachry. owo/dwo

No comments:

A r s i p