Wednesday, May 23, 2007

Budi Pekerti
Perlu Pendidikan Nurani

Jakarta, Kompas - Sangat menyedihkan melihat perkembangan masyarakat Indonesia saat ini. Kepedulian dan komitmen terhadap pendidikan budi pekerti dan pembangunan watak manusia Indonesia masih sangat lemah. Padahal, penanaman nilai-nilai yang terbaik adalah melalui pendidikan nurani.

"Nurani tidak pernah didengarkan. Lembaga pendidikan dikatakan tidak memberi perhatian kepada pengembangan kepekaan nurani peserta didik. Padahal dengan pendidikan nurani atau pendidikan hati, kita bisa menanamkan nilai-nilai," kata Ketua Umum Yayasan Amal Bhakti Ibu (YABI) Ny A Sulasikin Murpratomo pada pembukaan Rapat Kerja dan Lokakarya Nasional YABI di Jakarta, Selasa (22/5).

YABI yang berdiri 20 Mei 1992 dan kini telah berusia 15 tahun ini memiliki program kegiatan Anak Indonesia Membangun Budaya Damai (Aimdamai). Ini program pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai cinta damai, kerukunan antarumat beragama, etnis dan suku, serta lapisan sosial, kebersamaan dan tolong-menolong, cinta Tanah Air pada anak-anak usia 4 tahun hingga 13 tahun.

Menurut Sulasikin, meskipun telah lima tahun berjalan, perkembangan program Aimdamai sangat lamban. Sampai saat ini baru ada di delapan provinsi, yaitu DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Bali, Kepulauan Bangka Belitung, dan Kalimantan Tengah.

Kenyataan ini sangat menyedihkan karena ternyata kepedulian dan komitmen kita atas pendidikan nurani masih lemah. Padahal, banyak kritik lantang yang diteriakkan tentang pendidikan sekarang yang dikatakan telah mencabik-cabik nurani.

Terabaikannya pendidikan hati, menurut Ny Sulasikin, begitu tampak dalam bentuk perilaku manusia Indonesia sekarang, termasuk anak-anak, orangtua, dan guru. (LOK)

No comments:

A r s i p