Tuesday, May 22, 2007

Kebangkitan Ekonomi

BADAN Pusat Statistik (BPS) pekan lalu mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2007 mencapai 5,97%.

Kendati pencapaian tersebut masih di bawah target keseluruhan pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 6,3%, angka itu berada di atas ekspektasi banyak kalangan.Tak pelak,Menko Perekonomian Boediono menyebut, triwulan I 2007 merupakan sinyal kebangkitan perekonomian Indonesia. Dari sisi besaran angka, klaim Menko Perekonomian mungkin bisa diterima. Berdasarkan pengalaman,tahun lalu angka pertumbuhan bersifat linier.Dimulai dari triwulan I,angka pertumbuhan selalu menunjukkan peningkatan. Artinya, kalau pada triwulan I sudah bisa mendekati 6%, besar kemungkinan target 6,3% tahun ini akan terwujud.

Namun, berbicara keberhasilan ekonomi tentu tak sebatas angka pertumbuhan. Berbarengan dengan rilis mengenai pertumbuhan ekonomi, BPS juga mengungkapkan data ketenagakerjaan. Tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2007 mencapai 9,75% angkatan kerja atau 10,55 juta jiwa. Kendati turun 384 ribu dibandingkan hasil survei tenaga kerja pada Agustus 2006, angka 10,55 juta tentu tak bisa dibilang sedikit. Fakta bahwa pemerintah mengejar target angka pertumbuhan tidak bisa disalahkan. Di sisi lain, pemerintah mesti memperhatikan aspek kualitas pertumbuhan. Dalam kaitan ini, relevansi antara tingkat pertumbuhan dan kemampuan penyerapan tenaga kerja menjadi sangat penting dikedepankan.

Apalah artinya angka pertumbuhan tinggi apabila tidak diiringi penciptaan lapangan kerja yang tinggi pula? Sudah semestinya sektor-sektor padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar mendapatkan proritas dari pemerintah. Kendati sektor padat modal tidak bisa diabaikan, rasanya pertumbuhan yang ditopang sektor padat karya akan menjadi lebih berarti bagi perekonomian nasional. Pertumbuhan ekonomi yang dibarengi dengan penciptaan lapangan kerja dalam jumlah besar tentu lebih bermakna bagi bangsa ini, khususnya untuk memecahkan masalah-masalah sosial ekonomi.

Paling tidak, ada beberapa sektor yang secara faktual teruji mampu menjadi ujung tombak penciptaan lapangan kerja. Selain infrastruktur yang memang telah menjadi prioritas pemerintah, sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga mampu menyerap tenaga kerja. Bahkan, sektor ini terbukti andal menahan goncangan krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997– 1998. Karena itu, perhatian pemerintah pada UMKM sewajarnya apabila terus ditingkatkan. Sekali lagi,prestasi mencapai pertumbuhan 5,97% pada triwulan I 2007 memang kabar baik.

Namun, ke depan, kita berharap pertumbuhan ekonomi bisa lebih berkualitas. Kalau hal itu terjadi,kita baru bisa berkata,Indonesia telah mengalami kebangkitan ekonomi. (*)


No comments:

A r s i p