Monday, May 21, 2007

Pergulatan Demokrasi Rusia

Komitmen Rusia terhadap demokrasi dipertanyakan setelah aparat keamanan menangkap dan menahan sedikitnya 100 demonstran akhir pekan lalu.

Sebagai negara yang berpaling ke demokrasi setelah lama di bawah sistem totaliter komunisme, Rusia semestinya menoleransi demonstrasi. Secara normatif, demokrasi memberikan ruang kepada masyarakat mengekspresikan keinginannya antara lain melalui demonstrasi.

Dalam kenyataannya, pemerintahan Presiden Vladimir Putin tidak menoleransi demonstrasi. Aparat keamanan dikerahkan untuk mematahkan kekuatan demonstran akhir pekan lalu di Moskwa dan Petersburg.

Segera kelihatan, Presiden Putin tidak tahan terhadap kritikan oposisi, yang menjadi bagian integral dari sistem demokrasi. Rupanya Putin yang berlatar belakang sebagai pemimpin dinas rahasia KGB dalam era Uni Soviet yang totaliter masih membawa mentalitas kekuasaan dari masa lalu yang represif.

Sekalipun waktu sudah berubah, konstruksi berpikir dan paradigma perilaku belum banyak berubah. Tidaklah mengherankan, Putin masih sering tergoda melakukan tindakan represif.

Kehadiran oposisi yang menjadi keniscayaan dalam sistem demokrasi belum mampu secara penuh diakomodasi pemerintahan Putin. Perilaku pemerintahan Putin yang belum benar-benar demokratis itu menunjukkan Rusia masih dalam proses transisi panjang.

Suka atau tidak suka, Putin merupakan bagian dari masa lalu. Peran Putin di era komunisme Uni Soviet sangat sentral sebagai pemimpin dinas rahasia KGB. Tidaklah gampang bagi Putin dan generasinya untuk serta-merta melucuti segala kebiasaan dan perilaku kekuasaan di masa lalu.

Mungkin dibutuhkan satu generasi lagi untuk proses konsolidasi demokrasi di Rusia. Jelas pula, Rusia tidak mungkin melangkah mundur ke masa lalu, ke masa totaliter komunisme. Bukan hanya karena komunisme sudah terbukti gagal, tetapi juga demokratisasi sudah menjadi tuntutan global.

Sudah tumbuh pula kesadaran di kalangan rakyat Rusia tentang pentingnya demokrasi. Kekuatan dan pengaruh oposisi semakin terasa. Juga berkembang kebebasan berekspresi seperti demonstrasi dua hari akhir pekan lalu di Moskwa dan Petersburg.

Proses demokratisasi di Rusia termasuk semangat zaman dan fenomena global. Berbagai bangsa di dunia, tanpa terkecuali, berusaha mendorong proses demokratisasi. Banyak bangsa mencapai kemajuan, tetapi tidak sedikit yang melangkah mundur antara lain akibat kudeta militer seperti di Pakistan dan Thailand.

No comments:

A r s i p