Kontroversi "Presiden Jawa"
Wakil Presiden Jusuf kalla melontarkan wacana yang menarik mengenai latar belakang calon presiden. Lewat Ketua DPP PAN, Soetrisno Bachir yang menemuinya, Jusuf Kalla menyatakan dirinya kurang percaya diri menjadi calon presiden 2009 dengan alasan bukan orang Jawa. Pernyataan ini kemungkinan karena hampir seluruh Presiden Indonesia berasal dari suku Jawa ( Soekarno, Soeharto, Abdurrahman Wahid, Megawati, hingga SBY). Terkecuali BJ Habibie---tetapi perlu dicatat Habibie menjadi presiden karena menggantikan posisi Soeharto.
Publik Indonesia sendiri sebenarnya tidak mempersoalkan latar belakang suku. Suku dinilai oleh pemilih Indonesia bukan faktor yang penting. Ini adalah satu hasil dari survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia, bulan April 2006. Total responden dalam survei ini adalah 700 orang responden dengan margin of error 3.8%. Survei dilakukan dengan metode penarikan sampel multistage random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner.
Yang menarik, pandangan ini tersebar secara merata baik di kalangan orang yang berasal dari suku Jawa maupun suku non Jawa. Di kalangan pemilih suku Jawa, sebanyak 63.5% menyatakan latar belakang suku kurang penting atau tidak penting sama sekali. Prosentase ini makin besar di kalangan pemilih dari suku non Jawa ( 82.5%).
| Kategori | Sangat penting / Cukup penting | Kurang penting / Tidak penting Sama Sekali | TT/ TJ |
| PULAU | |||
| Pulau Jawa | 32.4% | 63.5 % | 4.1 % |
| Pulau Non-Jawa | 9.5% | 82.5 % | 8.1 % |
| SUKU | |||
| Suku Jawa | 36.6% | 59.7 % | 3.6 % |
| Suku Non- Jawa | 11.8 % | 80.9 % | 7.3 % |
Q: Seberapa penting kriteria ini menurut Ibu / Bapak? Apakah sangat penting, cukup penting, kurang penting atau tidak penting sama sekali? : Presiden Indonesia sebaiknya adalah orang dari suku Jawa
Survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) ini juga menanyakan kepada responden, apakah mereka mendukung atau tidak jikalau presiden Indonesia bukan orang Jawa. Sebagian besar (80.9%) tetap mendukung. Pendapat ini juga tersebar di kalangan masyarakat dari suku Jawa atau mereka yang tinggal di Pulau Jawa. Hasil survei ini menunjukkan masyarakat Indonesia tidak lagi membedakan ( dikotomi) antar Jawa- Luar Jawa. Bagi mereka yang terpenting adalah presiden nantinya memperjuangkan kepentingan rakyat.
Ketika responden ditanya lebih lanjut alasan kenapa tetap mendukung presiden bukan orang Jawa, sebagian besar (72.8%) menyatakan latar belakang suku tidak penting, yang lebih penting adalah orangnya----kepribadian dan kinerjanya. Sebagian lain ( 20.8%) menyatakan sudah saatnya masalah suku tidak dibawa-bawa dalam menentukan figur presiden.
| Kategori | Ya | Tidak | TT/ TJ |
| PULAU | |||
| Pulau Jawa | 79.9% | 10.8 % | 9.3 % |
| Pulau Non-Jawa | 82.5% | 2.1 % | 15.4 % |
| SUKU | |||
| Suku Jawa | 78.9% | 10.2 % | 10.9% |
| Suku Non- Jawa | 82.7 % | 5.2 % | 12.1 % |


No comments:
Post a Comment