Saturday, March 1, 2008

Pemilu 2009


Masyarakat Tidak Tahu Kinerja Partai Politik
Sabtu, 1 Maret 2008 | 00:15 WIB

Jakarta, Kompas - Masyarakat banyak yang tidak mengetahui kinerja partai, tetapi mereka masih percaya pada instrumen partai. Keadaan ini bisa dilihat dari keraguan masyarakat untuk memberikan penilaian atas kinerja partai politik dalam survei yang diadakan Reform Institute pada Januari-Februari 2008.

”Mungkin banyaknya jumlah partai juga menjadi penyebab masyarakat apatis pada politik sehingga terasa wajar jika ada gagasan tentang penyederhanaan jumlah partai,” ujar Direktur Eksekutif Reform Institute Yudi Latif di Jakarta, Jumat (29/2), dalam diskusi hasil survei nasional pandangan masyarakat mengenai calon presiden, partai politik, keamanan nasional, dan masalah internasional.

Tentang kinerja pemerintah saat ini, Yudi mengatakan, pemberantasan korupsi dinilai berhasil oleh 16,5 persen responden. Akan tetapi, apresiasi masyarakat yang menilai gagal jauh lebih besar, mencapai 28,5 persen.

”Di bidang sosial ekonomi kita melihat, problem belanja makanan pokok dan belanja makanan tambahan merupakan problem paling berat yang dihadapi masyarakat,” ujarnya.

Sebelumnya, Kholid Novianto dari Reform Institute yang mempresentasikan hasil penelitian tersebut mengatakan, masyarakat ragu memberikan penilaian kinerja partai. Tingkat keraguan itu mencapai 38 persen untuk partai besar seperti Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

”Sedangkan untuk partai papan tengah seperti Demokrat, PAN, PPP, PKS, dan PKB, keraguan itu antara 46-52 persen. Untuk partai papan bawah, keraguan itu paling besar mencapai di atas 60 persen,” ujarnya.

Menurut Kholid, penilaian itu paralel dengan tingkat penilaian partai politik berkinerja baik. Partai besar memperoleh nilai 41-43 persen, partai papan menengah 31-35 persen, semen- tara partai lapis bawah 21-24 persen.

Aktivis PDI-P Budiman Sujatmiko yang hadir dalam diskusi itu mengatakan, hasil survei yang memberikan dukungan paling tinggi untuk tingkat loyalitas pemilih kepada PDI-P dengan 73 persen itu menggembirakan. Apalagi, pada Pemilu 2009 diperkirakan dukungan pemilih kepada partai akan sejalan dengan dukungan terhadap kandidat presiden yang dicalonkan partai.

”Pada Pemilu 2004, perolehan suara partai memang tidak mempunyai efek langsung terhadap alasan rakyat untuk memilih presiden. Namun, pada pemilu nanti akan punya dampak yang signifikan,” ujar mantan Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik itu.(MAM)

No comments:

A r s i p